2,4 Juta Warga Terpapar Gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala
- Puspen TNI
VIVA – Penanganan gempa bumi dengan magnitudo 7,4 dan tsunami di Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, mulai dilakukan sejak hari ini, Sabtu 29 September 2018. Akibat bencana ini, BNPB mencatat sudah 384 orang meninggal dunia. Sementara data Polri, jumlah korban jiwa sudah mencapai 410 orang.
Gempa juga menyebabkan 540 orang mengalami luka berat. Sebanyak 29 orang yang merupakan warga Keluruhan Pantoloan Induk, Kota Palu, masih dalam pencarian.
Seluruh korban meninggal dunia saat ini dievakuasi di enam rumah sakit yang ada di Kota Palu. Jumlah korban terbanyak ada di Rumah Sakit Undata Maboro Palu sebanyak 141 orang. Di rumah sakit yang sama juga banyak dirawat korban luka.
"Jumlahnya mencapai 160 orang. Korban terbanyak dirawat di Rumah Sakit Wirabuana yang mencapai 184 orang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu, 29 September 2018.
Sementara itu, jumlah penduduk yang terpapar akibat bencana ini mencapai 2,4 juta lebih. Sementara jumlah pengungsi di Kota Palu mencapai 16.732 orang dan tersebar di 24 titik pengungsian. Mereka mengungsi di lapangan, halamanan perkantoran, kantor polisi, markas TNI dan juga tenda darurat yang sudah dibangun oleh Dinas Sosial setempat.
Dengan adanya musibah ini, sejumlah menteri yang telah ditugasi Presiden untuk melakukan penanganan segera bencana Palu sudah berada di lokasi. Perwakilan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Palu telah menggelar rapat koordinasi awal penanganan darurat bencana Palu, di tenda darurat di pekarangan Rumah Jabatan Gubernur Palu Jalan Muh. Yamin.
Selain Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, ada Menkopolhukam Wiranto, Mendagri RI Tjahjo Kumolo, Menhub RI Budi Karya Sumadi, Mensos RI Agus Gumilang Kartasasmit, Menkominfo RI Rudiantara, Kepala Basarnas Marsdya TNI Syaugi, Wakapolri Komjen Pol Aridono Sukmanto, dan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola.
Akibat bencana ini, warga yang menjadi korban sangat membutuhkan air minum, obat-obatan, bahan makanan, kebutuhan bayi, tenaga medis. Sementara untuk penanganan darurat bencana sangat dibutuhkan tenda pengungsi, alat penerangan, genset, dapur umum, kantong mayat, BBM, rumah sakit lapangan dan hunian sementara.