DPR: Waspadai Transaksi Narkoba di Tengah Laut dan Pelabuhan Tikus
- VIVA/Putra Nasution
VIVA – Dengan wilayah perairan yang luas, menjadikan potensi masuknya narkoba ke Indonesia, bisa melalui berbagai cara. Di antaranya, dengan memanfaatkan pelabuhan tikus, yang tidak terpantau oleh aparat keamanan.
Kewaspadaan itu disampaikan Ketua DPR Bambang Soesatyo. Ia melihat, kondisi ini sudah sangat mengkhawatirkan. Maka perlu bagi aparat keamanan terkait, untuk bersinergi, mengantisipasi hal tersebut.
"Mendorong TNI AL, Polairud, BNN (Badan Narkotika Nasional), dan Bea Cukai untuk meningkatkan pengawasan pada rute-rute yang sering digunakan oleh penyelundup, terutama mengawasi dan menindak tegas kapal-kapal yang melakukan transaksi di tengah laut,” kata Bambang, dalam siaran persnya, Rabu 26 September 2018.
Dengan pola penyebaran narkoba seperti itu, menurutnya, perlu pengawasan khusus terhadap wilayah-wilayah yang diindikasi menjadi pelabuhan tikus transaksi barang haram tersebut. Politikus Partai Golkar itu khawatir, tanpa pengawasan ketat, maka Indonesia akan terus digempur oleh jaringan internasional.
Sebab, sindikat kejahatan internasional menggunakan kapal untuk memasukkan narkoba melalui pelabuhan tikus di banyak wilayah. Ia juga mendorong Polri dan BNN terus meningkatkan kewaspadaan.
“Terutama dalam mengawasi peredaran narkotika dan mengantisipasi kemungkinan narkoba jenis baru,” lanjutnya.
Pemerintah, menurutnya, telah menerapkan penanganan penyalahgunaan narkoba dengan baik. Apalagi, Presiden Joko Widodo telah menetapkan status darurat narkoba, sehingga penanganannya pun menjadi lebih ekstra dan giat.
“Pemerintah telah menetapkan Indonesia sebagai darurat narkotika. Dan DPR menegaskan komitmennya untuk berperan aktif melawan penyalahgunaan dan peredaran narkotika,” kata Bambang.
9 Anggota Polres Metro Jakbar Dipecat Tidak Hormat Buntut Kasus Zina hingga Narkoba
Polres Metro Jakarta Barat memutuskan untuk memberhentikan tidak dengan hormat (PTDH) sembilan anggotanya.
