Survei LSI: Aksi 212 Buka Keran Meningkatnya Intoleransi

Rilis LSI soal korupsi dan intoleransi
Sumber :
  • VIVA/Reza Fajri

VIVA – Gerakan atau aksi 212 beberapa waktu lalu disebut-sebut menjadi pembuka keran meningkatnya intoleransi di masyarakat. Hal itu berdasarkan beberapa temuan survei yang disampaikan Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Persepi Terbongkar Lindungi Skandal Data LSI, Dewan Etik Tidak Jujur

"Bukan 212 puncak radikalisme tapi 212 yang ikut membuka keran meningkatnya intoleransi," kata peneliti senior LSI, Burhanuddin Muhtadi dalam pemaparannya di Thamrin, Jakarta Pusat, Senin 24 September 2018.

LSI mendasarkan hal itu pada hasil survei yang menunjukkan peningkatan sikap intoleransi mayoritas terhadap minoritas pada 2016. Tahun terjadinya demonstrasi anti Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan aksi 212.

Disanksi gegara Hasil Survei Pilgub Jakarta, Poltracking Sebut Persepi Tidak Adil

Pertama, LSI menanyakan kepada responden Muslim apakah keberatan jika warga nonmuslim mengadakan kegiatan keagamaan di sekitar mereka. Pada 2016 menjadi tahun dengan angka yang keberatan paling tinggi dalam kurun tiga tahun terakhir.

"Yang mengatakan keberatan tahun 2018 itu 38 persen, 2017 sebanyak 36 persen, 2016 atau tujuh bulan sebelum ada demo anti Ahok itu justru 40 persen," ujar dia.

Poltracking Indonesia Disanksi Persepi Gara-gara Beda Hasil Survei Pilgub Jakarta

Kemudian setelah 2016, angka warga Muslim yang keberatan terhadap adanya kepala daerah atau pemimpin nonmuslim terus meningkat. Pada 2016 disebut ada 40 persen warga Muslim yang keberatan memiliki gubernur nonmuslim.

Angka ini meningkat pada 2017 menjadi 48 persen dan pada 2018 menjadi 52 persen. Di survei lain pada 2016, warga Muslim yang menolak mempunyai presiden nonmuslim adalah 48 persen. Angkanya meningkat pada 2017 menjadi 53 persen dan 58 persen pada 2018.

"Sejak tahun 2016 tren intoleransi nonmuslim jadi pejabat publik itu meningkat," kata Burhanuddin.

Survei terbaru LSI ini dilakukan pada Agustus 2018 dengan mewawancarai 1.520 responden yang dipilih dengan metode multi-stage random sampling. Dengan perkiraan margin of error sebesar kurang lebih 2,6 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda

Independensi dan Objektivitas Dewan Etik Persepi Dinilai Bermasalah

Skandal besar mengguncang Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi).

img_title
VIVA.co.id
12 November 2024