Pantai Timur Sumatera, Titik Paling Rawan Narkoba Masuk ke RI
- ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
VIVA – Polisi mengungkap titik-titik yang menjadi daerah rawan masuknya narkoba ke Indonesia. Titik rawan masuk narkoba paling banyak berada di pantai timur Sumatera.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Eko Daniyanto mengatakan, titik rawan di Pulau Sumatera yaitu Pantai Timur mulai dari Provinsi Aceh.
"Mulai dari Aceh itu ada Sabang, Aceh Utara, Aceh Timur, Pidie Raya Aceh Tamiang, Langsa. Saya perintahkan direktur narkoba dan para kasat narkoba untuk mengantisipasi jalur-jalur sungai yang dulunya dipakai jadi jalur masuk senjata GAM (Gerakan Aceh Merdeka)," kata Eko dalam keterangan tertulisnya, Senin, 24 September 2018.
Sementara, menurut dia, di Sumatera Utara, daerah yang dipetakan menjadi titik rawan masuknya narkoba adalah Tanjung Balai Asahan dan Pantai Cermin. Adapun di Riau ada Pulau Rupat, Bengkalis dan Dumai yang menjadi titik favorit mafia narkoba.
"Tanjung Balai Asahan, saya perintahkan agar kapal nelayan dicek bagian bawahnya. Pantai Cermin rawan juga karena dulu pernah ketangkap sindikat san oknum yaitu Kapospol ditangkap oleh BNN," ujar Eko.
Eko melanjutkan, mafia narkoba juga menyasar titik-titik garis pantai di Kepulauan Riau (Kepri). Sebanyak 28 titik yang rawan penyelundupan mulai dari Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, Bintan, Natuna dan Batam.
Bahkan, menurut analisa pihaknya, lanjut Eko, tak menutup para sindikat barang haram juga melirik perairan Bangka Belitung.
"Bisa saja nanti Bangka Belitung jadi sasaran jalur sindikat. Mereka kan cari tempat-tempat yang aman. Mereka kan juga mapping, di sini ketangkap, ke sana," kata Eko.
Kemudian, Eko mencatat wilayah pantai Lampung sebagai pintu masuk narkoba ke Jawa. Eko mengaku untuk mengantisipasi penyelundupan narkoba, pihaknya telah menempatkan satu mobil yang dilengkapi teknologi x-ray untuk memindai kendaraan-kendaraan yang menyeberang dari Lampung ke Jawa.
"Lampung daerah penyangga sebelum masuk Pulau Jawa. Kita sudah tempatkan mobil x-ray di sana," ucap Eko.
Selain pantai timur Sumatera, Eko menjelaskan narkoba juga masuk melalui perairan Sebatik Kalimantan Utara, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
Untuk pulau Kalimantan, Eko menuturkan, barang haram tersebut banyaknya masuk dari Malaysia. Nantinya, dari Kalimantan, narkoba tersebut biasanya diselundupkan ke pulau Sulawesi.
"Sulawesi itu barangnya dari Kalimantan Utara, dioper ke Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Tenggara," ucap dia.
Selain mengungkap titik-titik rawan masuk narkoba, Eko juga membeberkan kasus selama pekan ketiga September 2018. Dia mengatakan jumlah kasus narkoba seluruh Indonesia yang ditangani pekan ini menurun dibandingkan dengan pekan kedua September.
"Penurunan dari 896 kasus menjadi 890 kasus atau turun 0,67 persen. Kemudian untuk tersangkanya mengalami kenaikan dari 1.138 orang menjadi 1.159 orang atau naik 1,85 persen," ujar Eko.
Lalu, Eko menerangkan tiga polda yang paling banyak mengungkap kasus narkoba pada pekan ini yaitu Polda Metro Jaya, Polda Sumatera Utara dan Polda Jawa Timur.
"Untuk ranking kerawanan wilayah daerah, crime total pengungkapan yang pertama masih didominasi oleh Polda Metro Jaya 211 kasus, Polda Sumut 116 kasus dan Polda Jatim 99 kasus," kata dia.