Logo BBC

Ketika Sampah Plastik Kresek Diubah Jadi Bahan Pembuatan Aspal

Kantong plastik atau sering disebut plastik kresek banyak digunakan masyarakat Indonesia. Namun, setelah digunakan, plastik tersebut kerap dibuang di sungai atau dibakar yang mencemari lingkungan. - Antara/MUHAMMAD ADIMAJA
Kantong plastik atau sering disebut plastik kresek banyak digunakan masyarakat Indonesia. Namun, setelah digunakan, plastik tersebut kerap dibuang di sungai atau dibakar yang mencemari lingkungan. - Antara/MUHAMMAD ADIMAJA
Sumber :
  • bbc

Tidak semua plastik kresek bisa menjadi bahan campuran aspal, hanya plastik kresek yang tipis dan mengkilap.

Febriyanti harus memilahnya terlebih dahulu dan membersihkan plastik dari berbagai macam logam. Tak jarang, plastik-plastik kresek yang terkumpul berisi logam seperti paku atau uang recehan serta batu kecil.

"Kalau ada logam atau batu bisa merusak mesin pencacah," katanya.

Setelah dicacah, plastik akan dibeli Dinas Pekerjaan Umum. Febriyanti belum menentukan harga plasik cacahan perkilonya, dia memperkirakan sekitar Rp3.000.

"Rencananya sekitar tiga ribu, karena alat pencacah plastik dan listriknya merupakan bantuan dari Dinas PU," katanya.

Sejak awal beroperasi sampai pertengahan bulan, Febriyanti mengaku baru mendapatkan 10 kantong besar dengan taksiran timbangan sekitar 100 kg. Kendalanya adalah mesin yang pengoperasiannya tidak bisa maksimal karena mesin harus diistirahatkan 15 menit setelah 1 jam beroperasi.

"Normalnya, satu jam mendapatkan 10 kg," kata Saridjan.

Febriyanti yang sudah lama mengelola sampah di Bank Sampah Dhuawar Sejahtera, mengakui kesadaran masyarakat Kulonprogo mengelola sampah belum maksimal. Padahal sampah memiliki banyak manfaat jika bsia dikelola.

"Di sini saja, kita butuh setahun untuk mensosialisasikan bank sampah ke masyarakat."

Dengan pengelolaan sampah, masyarakat juga mendapatkan banyak keuntungan, mengolah sampah menjadi kerajinan dan masyarakat punya rekening sendiri dari tabungan sampah.

Rencana ke Depan