Ketua DPR Minta Perseteruan Mendag dan Buwas Diselesaikan

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo
Sumber :

VIVA – Internal pemerintah sedang ribut, terkait impor beras. Kali ini, antara Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas, dengan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, terkait impor beras.

Zulkifli Hasan Ungkap Rencana Pemerintah Ingin Impor 1,5 Juta Ton Beras di Akhir 2024

Ketua DPR, Bambang Soesatyo atau Bamsoet menilai, seharusnya para pimpinan lembaga bisa memberikan ketenangan di tengah panasnya suhu politik jelang pemilu legislatif dan pemilu presiden 2019 ini.

Ia meminta, komisi terkait di DPR mengundang Buwas dan Enggar, untuk menuntaskan persoalan.

BPS Catat Impor Komoditas Pangan Meningkat, Indonesia Disuplai 3,05 Juta Ton Beras dari Thailand

"Seharusnya, para pimpinan lembaga memberikan ketenangan kepada masyarakat di tengah isu panasnya situasi politik yang ada," kata Bamsoet di gedung DPR, Jakarta, Kamis 20 September 2018.

Situasi yang kondusif, dibutuhkan saat ini. Menurut Bamsoet, DPR saja berusaha agar tak ada gejolak yang bisa mengganggu pemerintahan maupun persiapan jalannya pesta demokrasi. Ia menyayangkan di pemerintahan sendiri, justru mempertontonkan perbedaan pendapat secara terbuka di hadapan publik.

Fakta di Balik Tuduhan Penggelembungan Harga Beras Impor dari Vietnam pada Perum Bulog

"Lebih arif diselesaikan di kamar tertutup, buka-bukaan data, keluar bersikap satu suara. Itu harapan kami. Kami saja di DPR sedang berusaha semaksimal mungkin dan sepuluh fraksi yang ada ada, 560 anggota," jelas mantan wartawan itu.

Dengan upaya dewan untuk menjaga situasi lebih kondusif seperti itu, harusnya di jajaran eksekutif juga bisa melakukan hal yang sama. 

"Kalau di DPR saja kondusif, ya harusnya di pemerintah lebih kondusif lagi," kata mantan ketua Komisi III DPR itu.

Perseteruan antara Buwas dengan Enggar, bermula dari tanggapan politisi Partai Nasdem itu yang menilai upaya Bulog untuk menyewa gudang bukan urusan mereka. Menurut Buwas, penyewaan gudang itu untuk menampung beras yang diserap dan kini sudah terisi penuh.

Menanggapi sikap acuh itu, Buwas terlihat emosi. Sebab, yang ia lakukan adalah upaya agar Indonesia tidak impor lagi.

"Kan, upaya untuk menekan supaya rupiah jadi kuat. Eh, ada yang ngomong perlu impor, ini pikiran dari mana, ini warga negara bukan? Gunanya berkoordinasi kita samakan pendapat. Fakta gudang saya tidak mampu sampai sewa gudang itu cost tambahan. Ada yang jawab itu urusan Bulog, matamu itu! Enggak begitu dong,” jelas Buwas.

Buwas juga sebelumnya mengatakan, dengan stok beras yang banyak, seharusnya tidak ada lagi impor beras. Bahkan, ia menggaransi, dua tahun tidak ada impor.

"Kami akan menyerap lagi sampai September, satu juta ton lagi. Berarti, stok kami 2,6 juta ton," kata Buwas di Kantor Kemensos, Jakarta, Selasa 26 Juni 2018.

Sehingga, lanjut Buwas, pihaknya memastikan Bulog tidak akan mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia hingga tahun depan. "Dua tahun ke depan, Insya Allah tidak ada impor beras," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya