93 Juta Batang Sedotan Plastik Dipakai di Indonesia Setiap Hari
- abc
2. Sedotan kaca standar laboratorium Dr. Amaranila Lalita Drijono dengan sedotan pakai ulang dari kaca yang diproduksinya.
ABC Iffah Nur Arifah
Keinginan kuat untuk mengajak masyarakat luas peduli dengan lingkungan terutama limbah sedotan plastik, mendorong Dokter Kulit dan Kecantikan, Amaranila Lalita Drijono merancang sendiri sedotan pakai ulang dari bahan kaca pertama buatan Indonesia yang memiliki standard alat Lab Kedokteran.
"Saya meminta rekan saya yang biasa memproduksi alat-alat kedokteran dan laboratorium untuk membuat sedotan dari bahan kaca. Awalnya mereka ketawa, buat apa sih bu alat begini, saya sendiri yang ajari, mulai dari ukuran sampai tingkat ketebalan," ungkapnya.
Amaranila memilih membuat sedotan pakai ulang -yang diberi merek Mata Cinta - dari bahan kaca karena dinilainya lebih higienis dan tahan lama. Sedotan itu dipasarkan sepasang dengan sikat bulu sebagai alat pembersih sedotan.
"Karena terbuat dari kaca, jadi bisa terlihat apakah bersih atau kotor bagian dalamnya, dan saya juga merancang sikat pembersihnya agar benar-benar pas sehingga bisa membersihkan secara sempurna," tambahnya lagi.
Dr Amaranila mengatakan, belakangan demi memenuhi keinginan segmen pelanggan yang benar-benar peduli lingkungan dan prihatin dengan limbah plastik, Ia juga membuat sikat untuk sedotannya dari bahan alami berupa bulu sapi atau bulu kuda.
Animo pembeli sedotan pakai ulang kaca karyanya juga semakin meningkat. Jika ketika pada awal memproduksi sedotan kaca tahun 2016 lalu, ia hanya membuat 100 buah sedotan karena hanya untuk kalangan terbatas saja, kini dalam sebulan ia mengaku bisa melayani lebih dari 1000 pesanan.
3. Sedotan bambu buluh Mandara Brasika, Founder komunitas peduli lingkungan Griya Luhu di Gianyar, Bali dengan sedotan bambu produksi mereka.
Supplied, Griya Luhu
Griya Luhu, komunitas peduli lingkungan di Gianyar, Bali saat ini menjadi salah satu komunitas yang memproduksi sedotan pakai ulang dari bambu.