93 Juta Batang Sedotan Plastik Dipakai di Indonesia Setiap Hari
- abc
Sedotan dari pati jagung ini diproduksi oleh perusahaan kemasan makanan dan minuman bioplastik yang berlokasi di Bali dengan merek dagang Avani Eco.
Sekilas sedotan ini memiliki penampilan bening yang sangat mirip dengan sedotan plastik.
Karena itu untuk membedakan produk mereka, produsen sedotan ini memberi label #i"m not plastic pada batang sedotan mereka.
Pemilik dan pendiri Avani, Kevin Kumala mengatakan jika sedotan plastik biasa butuh waktu 40-60 tahun untuk dapat terurai di alam, sedotan avani hanya butuh waktu 180 hari untuk hancur terurai.
Bahan utama berupa sari pati jagung juga memberi nilai tambah yang tidak ditawarkan produk bioplastik sebelumnya.
"Karena terbuat dari sari pati jagung, sedotan kami setelah terurai dia bisa menjadi kompos dan produk kami juga telah lulus uji oral toxicity sehingga aman jika dikonsumsi hewan laut," papar pria berusia 34 tahun tersebut.
Selain sedotan dari pati jagung, Avani juga memproduksi sedotan dari kertas dan sekitar 36 jenis produk kemasan makanan dan minuman yang sebelumnya terbuat dari plastik dan Styrofoam.
Mulai dari boks makanan, cup untuk kopi atau minuman lain, kantong kresek, polybag hingga jas hujan dan lainnya. Semua diproduksi dari bahan alami.
"Produk kami menggunakan 3 bahan utama, yakni sari pati singkong untuk menggantikan kantong plastik, ampas tebu untuk pengganti styrofoam atau wadah makanan lain dan untuk sedotan kita menggunakan sari pati jagung."
Kevin mengatakan 70-80 % produk sedotan Avani masih diserap oleh kliennya dari sektor horeka dan ritel yang berada di Pulau Dewata dan selebihnya baru di kota-kota besar seperti Jakarta.
Namun produk-produk bioplastic Avani lainnya kian diminati konsumen di luar negeri, sehingga kini Avani memiliki distributor resmi di sejumlah negara mulai dari Timur Tengah, Singapura, Sri Lanka hingga Afrika.