Helikopter Water Bombing Gagal Taklukkan Api di Gunung Sindoro
- ANTARA FOTO/Anis Efizudin
VIVA – Upaya pemadaman api menggunakan helikopter water bombing (menjatuhkan air dari helikopter) di Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, Jawa Tengah, menemui kendala. Helikopter yang diterjunkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu rupanya tak mampu naik ke lokasi api.
"Barusan setelah kita uji coba bahwa (heli) water bombing tidak bisa dilaksanakan," kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Temanggung, Gito Walngadi, pada Jumat, 14 September 2018.
Helikopter water bombing, katanya, telah tiba dan melakukan survei lokasi di Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing di Kabupaten Temanggung sejak Kamis, 13 September. Namun saat naik ke Gunung untuk survei lanjutan, heli pengangkut air tidak bisa menjangkau lokasi api karena tingginya gunung. Sebab kemampuan terbang helikopter itu hanya 8.500 kaki, sementara tinggi kedua gunung lebih dari itu.
BPBD kembali berkoordinasi dengan BNPB untuk menentukan opsi lain untuk rencana water bombing menggunakan helikopter, termasuk opsi apakah nanti akan didatangkan helikopter yang lebih besar.
Gito menyebut sebanyak 178 personel diterjunkan untuk pemadaman manual di Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Mereka diterjunkan di sejumlah titik, seperti pos pendakian Banaran, Kledung, Patekan, dan Kacepit. Aparat hanya bisa mengupayakan semampu yang bisa dikerjakan agar api tidak meluas, misal, pemadaman dengan cara manual.
Memasuki sepekan kebakaran, si jago merah telah melahap sekitar 385,6 hektare lahan di kawasan Gunung Sindoro dan 478,4 hektare untuk Gunung Sumbing. Kobaran api masih menyala di petak 10-1 dan 10-4 Gunung Sindoro, sedangkan di Sumbing 27-1 dan 27-2. (ren)