Polisi yang Bopong Bocah Korban Bom Surabaya Jadi Kapolres Kediri
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Kepolisian RI kembali merotasi jabatan sejumlah perwiranya. Ajun Komisaris Besar Polisi Roni Faisal Saiful Faton salah satu yang dipromosikan menjadi Kepala Kepolisian Resor Kediri.
Dia adalah perwira menengah yang nekat menyelamatkan bocah korban serangan bom bunuh diri di pintu masuk Markas Polres Kota Besar Surabaya pada Mei 2018.
Nama Roni tercatat dalam Telegram Rahasia Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian Nomor: Kep/1366/IX/2018/ tertanggal 12 September 2018. Dia dimutasi dari jabatannya semula, Kepala Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Surabaya menjadi Kepala Polres Kediri.
Di Polres Kediri, Roni menggantikan AKBP Erick Hermawan yang dimutasi menjadi Pamen Pelayanan Markas atau Yanma Polri. Erick dipindahkan beberapa pekan setelah Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar melakukan operasi tangkap tangan pungli permohonan SIM di institusi yang ia pimpin, Satpas Polres Kediri.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, membenarkan soal mutasi jabatan itu ketika dikonfirmasi VIVA pada Kamis, 13 September 2018. Menurutnya, pergantian jabatan adalah hal lumrah di lingkungan Polri untuk penyegaran dan maksimalisasi pelayanan.
AKBP Roni jadi sorotan saat serangan bom bunuh diri yang dilakukan satu keluarga kelompok radikal-ekstrem terjadi di pintu masuk Markas Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, pada Senin pagi, 14 Mei 2018. Itu sehari setelah serangan serupa menerpa tiga gereja lokasi berbeda di Surabaya.
Saat kejadian, lima orang satu keluarga menunggangi sepeda motor berhenti di palang pintu masuk Polrestabes Surabaya. Saat diperiksa polisi yang berjaga, bom meledak dan lima orang itu terkapar, termasuk polisi yang memeriksa. Ajaib, bocah bernama AIS (7 tahun), putri pelaku tiba-tiba berdiri gontai setelah sempat terlempar.
Saat itulah Roni yang berada di halaman gedung utama Polrestabes berlari mendekati AIS, lalu membopong dibawa ke mobil untuk dilarikan ke rumah sakit. Roni dinilai nekat karena saat itu lokasi ledakan belum steril betul, bisa jadi masih ada bom belum meledak. "Cuma satu (alasannya menolong), Mas. Karena kemanusiaan saja dan iba setelah korban berlumuran darah," katanya waktu itu. (mus)