Mengenal Bripka Syaiful Hendra, Pendiri Rumah Tahfiz Alquran Gratis
- VIVA.co.id/ Andri Mardiansyah (Padang)
VIVA – Merasa terpanggil untuk ikut membentuk karakter generasi muda yang mendalami ilmu agama, seorang polisi berpangkat Brigadir Kepala di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mendirikan rumah Tahfiz Alquran secara sukarela. Sasarannya yakni, anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMA.
Adalah Bripka Syaiful Hendra, polisi itu. Sehari-hari, dia bertugas sebagai Bhabinkantibmas dari Polsek Ampek Angkek, Kabupaten Agam. Tanpa memungut bayaran sepersen pun, dia dengan ikhlas menyalurkan ilmu agama kepada generasi muda.
Sejak diluncurkan pertama kali pada 5 Juli 2018, jumlah santri yang datang ke Musala Firdaus, Jorong Jalikur Patanangan, Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang, tempat ia mengajar, selalu bertambah.
"Saat ini, jumlah santri yang belajar sudah mencapai 70 lebih santri. Bahkan terus bertambah. Ternyata banyak yang minat. Kami tidak memungut bayaran. Ini murni sukarela, demi generasi penerus bangsa yang lebih baik lagi dan agamis tentunya. Ini juga merupakan bentuk pengabdian saya," kata Syaiful di lokasi, Rabu, 12 September 2018.
Syaiful menjelaskan, awalnya dia terinspirasi dari seorang ustaz bernama Abdul Aziz yang pernah ia jumpai mendirikan rumah Tahfiz gratis. Melihat antusias anak-anak cukup tinggi, ia pun lantas mengikuti jejak sang ustaz dengan mendirikan rumah Tahfiz.
Walau sudah menjadi tenaga pengajar, Syaiful menegaskan jika tugas pokoknya sebagai anggota Kepolisian RI sama sekali tidak terganggu. Ia melaksanakan kewajiban ini pada pukul 17.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Bahkan, agar pekerjaan sekolah anak didiknya tidak terabaikan, Syaiful menerapkan satu jam awal, seluruh santri diwajibkan untuk menyelesaikan pekerjaan sekolah yang diberikan oleh guru. "Alhamdulillah sejak saya buka, sudah ada salah satu siswa mampu menghafal satu Juz," katanya.
Syaiful menegaskan akan terus mengupayakan program tahfiz Alquran ini tetap berlanjut. Hal itu untuk terciptanya generasi muda yang agamis dan terhindar dari berbagai efek negatif perkembangan zaman.
"Saya akan terus menjalankan program ini. Kami ingin generasi muda ke depan lebih baik dan agamis," katanya.