Ustaz Somad: Kalau Caleg Ingin Iklan Gratis, Ejeklah Saya
- ANTARA Foto/Feny Selly
VIVA – Ustaz Abdul Somad atau UAS mengatakan, agak lucu ketika ada oknum-oknum tertentu yang meragukan rasa cintanya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. Bahkan, dia merasa aneh ada yang menganggap ia tak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya dan tak mau hormat kepada bendera Merah Putih.
Lantaran hal itu, kata UAS, sudah menjadi hal yang amat sering dilakukan sejak kecil hingga saat ini.
"Saya dari SD suka nyanyi Indonesia Raya. Bukan berarti, dari pesantren disebut radikal enggak boleh hormat bendera. Orang saya derijennya kok, tiba-tiba sekarang disuruh nyanyi, ya lucu aja," kata UAS saat dalam acara FAKTA di tvOne, Senin malam, 10 September 2018.
Ustaz kondang ini mengatakan, ia tak merasa aneh ketika saat ini terdapat sejumlah orang yang meminta dia menyanyikan Indonesia Raya saat berceramah.
Bahkan, UAS mengatakan, lebih baik ada standar di Indonesia yang berlaku untuk seluruh ustaz, ketika sebelum dimulai ceramah dan pengajian didahului dengan pembacaan ayat suci Alquran, lalu dilanjutkan dengan salawat badar, dan teruskan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Tetapi hal itu, kata UAS, bukan saja berlaku untuk dirinya, melainkan kepada seluruh ustaz dan pengajian di seluruh Indonesia.
"Buat standar se Indonesia, bahwa sebelum ceramah buat standar, jangan dibuat orang tertentu. Seluruh pengajian di Indonesia dalam rangka meningkatkan kecintaan terhadap NKRI, dibuat acara diawali pertama baca Quran, kedua salawat badar, ketiga menyanyikan Indonesia Raya," ujarnya.
UAS mengatakan, tak tersinggung ketika ada yang meminta dia menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sebab, hal itu sudah sering dilakukan dan juga merupakan hal yang wajar sebagai bentuk kecintaan terhadap NKRI.
"Jadi, semua ustaz-ustaz.enggak ada yang aneh (hal itu), biasa saja. Buat saja semua ustaz se-Indonesia. Ya enggak (tersinggung), ngapain tersinggung, orang kita cinta negara," ujarnya.
Meskipun sudah melakukan hal tersebut, namun masih ada saja oknum tertentu yang selalu menyalahkan di sosial media.
UAS menceritakan bahwa ada kejadian menarik akibat adanya oknum yang mengejek-ngejek dirinya. Ia mengatakan, ada seorang temannya yang cukup cerdas pernah punya pengalaman menarik. Awalnya, akun media sosial tertentu hanya disukai beberapa orang saja, namun akibat menjelek-jelekkan UAS di akun media Sosial, jumlah yang menyukai dan mengomentari akun media sosial tersebut mencapai ribuan.
UAS mengatakan, hal itu sengaja dilakukan agar viral di media sosial. Bahkan, ia berkelakar, jika ada calon legislatif (caleg) yang mau iklan gratis dan terkenal, perbanyaklah mengejek-ngejek dirinya.
"Mau viral. Dulu ada teman saya cerdas dia, dia bilang, Mad, saya kan enggak punya FB. Dulu, ada orang ini, orang sebelum ngejek ente, yang like cuma lima orang. Setelah ngejek ente, sekarang komennya ribuan. Iya juga ya. Jadi, caleg-caleg kalau mau iklan gratis ejek lah saya," ujarnya bekelakar. (asp)