Tahun Baru Hijriah, MUI: Jadikan Perbedaan sebagai Rahmat
- Antara
VIVA – Majelis Ulama Indonesia atau MUI menyerukan kepada kaum muslimin agar memasuki Tahun Baru Islam 1440 Hijriah dengan penuh keimanan, ketakwaan, dan keikhlasan.
"Kami berharap semoga di tahun 1440 Hijriah ini dapat meningkatkan amal kebajikan agar dapat memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi umat manusia, bangsa dan negara," ujar Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa'adi di Jakarta, Senin, 10 September 2018.
MUI menyerukan kepada kaum muslimin untuk mengembangkan sikap toleransi (tasamuh), keseimbangan (tawazun), dan bersikap adil (i'tidal) dalam menjalankan ajaran agama. Hal itu agar tidak terjebak pada pertentangan dan perselisihan sempit atau furuiyyat, dalam menjalankan ajaran agama, demi mewujudkan persaudaraan Islam dan persatuan umat.
Pada tahun politik sekarang ini, menurut dia, semua pihak khususnya elite politik hendaknya bisa menahan diri dalam mengekspresikan politiknya. Termasuk dalam menyampaikan pernyataan pendapat, agar tidak membuat suasana semakin panas, tegang, dan penuh dengan kecurigaan.
Perbedaan pilihan tidak harus diwarnai dengan saling menjelekkan dan memfitnah, menyebarkan hoaks, serta ujaran kebencian. Karena hal tersebut selain tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat, juga dapat menimbulkan gesekan dan retaknya bangunan kebangsaan.
"Jadikanlah perbedaan aspirasi politik sebagai rahmat untuk saling menghormati dan memuliakan agar ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah tetap terpelihara," ujarnya.
Kepada para penyelenggara negara, Zainut mengingatkan, tujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia. Namun, menurut Zainut, hal itu belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Untuk itu, pemerintah harus lebih bekerja sungguh-sungguh dan berpihak kepada kepentingan rakyat kecil sehingga kesenjangan dan ketidakadilan dapat segera diatasi.