Terungkap Penyebab Hutan Lurah Tangek Angker, Bikin Sesak Nafas

Gas beracun di hutan Lurah Tangek Angok, Agam, Sumbar.
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pusat mengindentifikasikan adanya gas berbahaya di Kabupaten Agam tepatnya di kawasan hutan Lurah Tangek Angok atau Lurah Siameh yang berada di Jorong Aceh Baru, Nagari Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua, Agam, Sumatera Barat, Selasa 4 September 2018

5 Orang Tewas di Pamekasan Usai Hirup Gas Beracun dari Dalam Sumur Tua

Gas tak berwarna dan berbahaya itu terlihat muncul dari balik bebatuan saat tim melakukan pengukuran terhadap udara di kawasan yang selama puluhan tahun dianggap warga setempat angker dan dapat menyebabkan sesak napas bagi yang melintas.

Alat pendeteksi yang digunakan berhasil mengidentifikasi jika kadar gas karbondioksida di kawasan ini memang sangat tinggi. Hal itu yang kemudian menyebabkan sesak nafas bagi siapa saja yang melintas.

Diduga Hirup Gas Beracun di Sumur, 5 Warga Pamekasan Jatim Tewas

“Kandungan karbondioksida terdeteksi mencapai 27 persen, normalnya di bawah 0,03-0,05 persen," kata Sofyan, salah seorang Tim Kimia Geologi dari PVMBG di Sumbar, Selasa 4 September 2018

Sofyan menjelaskan, jika capaian kandungan karbondioksida 27 persen yang terdeteksi tertinggi itu berada di sebuah rekahan batuan sementara di titik lain kadarnya lebih variatif atau di bawah 27 persen. Dengan demikian, rata-rata tinggi konsentrasinya bisa membahayakan karena menyebabkan rasa pusing dan mual jika terhirup oleh hidung.

BMKG Prakirakan Mayoritas Indonesia Diguyur Hujan Hari Ini, Intip Daerahnya

Oleh karena itu kata Sofyan, pihaknya merekomendasikan dan mengimbau kepada warga untuk tidak masuk ke kawasan tersebut. Terlebih ketika cuaca dalam keadaan hujan atau mendung. Pada kondisi itu akan dapat menyebabkan gas tidak terurai dan berkumpul di sepanjang kawasan itu.

Terpisah, Wali Nagari Batu Palano Erman menjelaskan, sejak beberapa tahun lalu, kawasan tersebut memang sama sekali tidak lagi dilewati oleh warga setempat. Jadi tidak aneh jika kemudian semak-belukarnya semakin bertambah.

"Kalau pun ada yang lewat, mereka tak berani berlama-lama. Dahulunya ini adalah jalur alternatif ke kampung sebelah, sekarang sudah ada jalan lain sehingga tak ada lagi yang datang," kata Erman.

Ilustrasi/Hujan lebat dan petir

BMKG Prakirakan Sejumlah Daerah Dilanda Hujan Lebat Disertai Petir

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memprakirakan potensi hujan akan turun dengan intensitas tinggi disertai petir dan angin kencang di sebagian besar kota.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024