Kebakaran Gunung Bromo Ancam Habitat Macan Tutul dan Elang Jawa
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menganggap serius kebakaran lahan seluas 70 hektare di kawasan Bukit Teletubies dan Padang Savana. Upaya pemadaman terus dilakukan.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, John Kenedie, mengatakan pihaknya membuat sekat bakar agar api tidak meluas. Sebab, kawasan hutan belantara TNBTS merupakan habitat hewan langkah macan tutul dan Elang Jawa.
"Kalau sampai merambat ke Coban Trisula habis lah itu hutan belantara, tempat habitat macan tutul, elang, dan lainnya. Karena itu hutan primer," kata John di Bromo, Senin, 3 September 2018.
John menyebut macan tutul dan elang Jawa hingga lutung Jawa merupakan satwa endemik asli kawasan Semeru. Selain itu, di kawasan ini terdapat 158 jenis anggrek, yang 40 jenis di antaranya tergolong langka. Di antaranya, Malaxis purpureonervosa (endemik Semeru Selatan), dan Habenaria tosariensis (endemik TNBTS).
"Kita antisipasi jangan sampai ke Jemplang, karena itu tempat flora fauna endemik. Â Jangan sampai api naik ke atas akhirnya kita blokir dengan sekat bakar, sehingga cukup bukit Teletubies dan padang Savana yang terbakar," ujar John.
John mengatakan awal kebakaran pada Sabtu, 1 September 2018, ada 263 titik api. Namun kini hanya menyisakan tiga titik api. Pemadaman dilakukan dengan cara manual menggunakan gebyok lima unit bigbon, dan satu unit kendaraan pengangkut air.
"Diharapkan besok semua sudah selesai kebakarannya. Padahal kita setiap hari patroli, tapi tidak mungkin melarang mencari kayu, burung, dan obat-obatan untuk masyarakat. Akhirnya kita akan buat papan larangan 'dilarang membakar atau membuat perapian'," tutur John. (ase)