Fahir Idris Anggap Penolakan Dakwah Abdul Somad Seperti Kaset Rusak
- Bayu Nugraha/VIVA.co.id
VIVA – Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Fahira Idris menilai, penolakan atas kegiatan ceramah Ustaz Abdul Somad atau UAS adalah sebuah pelanggaran, apalagi jika disertai ancaman dan intimidasi.
"Alasan penolakan UAS itu kan seperti kaset rusak. Itu-itu saja yang dijadikan alasan. Tuduhan bahwa UAS hanya dijadikan domplengan ormas radikal, sangat tidak masuk akal," kata Fahira di Palembang, Sumatera Selatan, pada Senin 3 September 2018.
Bagi Fahira, penolakan terhadap UAS merupakan sikap yang merendahkan nalar umat dan jemaah yang mengundang UAS berceramah. "Saya rasa, ini sudah kelewatan dan preseden yang tidak baik bagi negeri ini," ujarnya.
Selama 20 tahun usia reformasi, katanya, baru beberapa tahun belakangan ini ada pelarangan, ancaman, dan intimidasi tidak hanya terhadap kegiatan dakwah, tetapi juga terhadap berbagai kegiatan menyuarakan aspirasi begitu masif terjadi.
Fahira menilai, fenomena itu semacam bola salju yang menggelinding ke tengah masyarakat bahwa semua yang kritis kepada Pemerintah dianggap radikal, diragukan nasionalismenya, bahkan dianggap anti-NKRI dan Pancasila.
"Jika dicermati temanya selalu sama. Saya Pancasila dan cinta NKRI, sementara yang berbeda pandangan adalah radikal dan anti-Pancasila. Paradigma seperti ini menyebar ke tengah-tengah masyarakat. Bagi saya, ini tidak sehat bagi demokrasi dan masa depan bangsa," katanya.