Pawai Anak TK Bercadar dan 'Bersenjata', Guru Dapat Materi di Internet
- Istimewa
VIVA – Video pawai murid Taman Kanak-kanak Kartika V Probolinggo, Jawa Timur, membuat publik geger. Hal yang bikin heboh ialah busana bocah perempuan itu semuanya mengenakan busana panjang dan bercadar serba hitam. Di tangan mereka terdekap replika senjata serupa laras panjang.
Ketua Nahdatul Ulama Probolinggo, Samsur, mengatakan guru sekolah tersebut awalnya ingin menampilkan busana perjuangan perempuan di era Nabi Muhamad. Kemudian guru sekolah bersangkutan berselancar di dunia maya dan menemukan foto wanita berhijab panjang berwarna hitam dengan memegang senjata.
"Menampilkan busana itu awalnya ingin menanamkan misi keimanan kepada anak-anak. Kami dari NU melihat bahwa zaman Rasulullah itu tidak melulu dakwah dengan kekerasan senjata dan pedang. Karena Rasulullah itu mengedepankan perdamaian kalau diserang baru melawan," kata Samsur, Senin, 20 Agustus 2018.
"Setelah bertemu pihak sekolah, ternyata mereka browsing bagaimana busana perang pasukan wanita di Arab, dan menemukan itu, padahal tidak benar itu zaman dahulu. Kalau saat ini mungkin iya di internet ada," katanya.
Samsur menyebut pihak sekolah memiliki pemahaman yang kurang tepat tentang dakwah dan perjuangan Nabi. Namun, NU Probolinggo mengapresiasi langkah cepat pihak sekolah dan Pemerintah Kota Probolinggo yang langsung melakukan klarifikasi.
"Iya memang tidak tepat mungkin karena pemahaman yang kurang. Tapi sebenarnya video yang viral itu hanya sebagian dari beberapa yang ditampilkan, hanya bagian kecil saja di bagian belakang yang pakai cadar dan bawa senjata. Di barisan depan ada yang berjubah biasa dan bawa bendera merah putih," tutur Samsur.
Selain itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy juga telah meminta klarifikasi dari pihak sekolah di aula Polres Kota Probolinggo. Klarifikasi dari pihak sekolah juga dihadiri berbagai organisasi keagamaan dan organisasi masyarakat.
"Jadi Minggu sore ada klarifikasi dari pihak sekolah dan Dandim Probolinggo bahwa memang tidak ada kesengajaan. Mendikbud juga hadir, juga ada beberapa ormas di Probolinggo. Semua pihak memahami klarifikasi dari panitia dan sekolah bahwa tidak ada unsur kesengajaan," kata Samsur. (ase)