Pawai TK 'Bersenjata', Ketua NU: Pemahaman Tak Tepat Soal Dakwah Nabi

Bocah TK pakai cadar dan senjata mainan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Nur Faishal.

VIVA – Ketua Nahdatul Ulama Probolinggo, Samsur mengatakan penggunaan kostum bercadar dengan membawa replika laras panjang sebagai representasi simbol perjuangan Nabi Muhammad dianggap kurang tepat.

Kartika Putri Gak Mau Tampil Depan Publik Lagi Usai Bercadar, Kenapa?

"Ini pemahaman yang kurang tepat tentang dakwah dan perjuangan Nabi. Dari fenomena ini, seolah perjuangan Rasulullah hanya berkisar pada ujung pedang dan senjata," kata Samsur, Minggu, 19 Agustus 2018.

Hal itu dikemukakan Samsur menanggapi video pawai bocah perempuan sebuah Taman Kanak-kanak di Probolinggo, Jawa Timur. Video itu membuat publik heboh dan tersebar di media sosial dan viral pada Sabtu, 18 Agustus 2018. 

Setelah Bercadar, Kartika Putri Tak Mau Lagi Tampil di TV

Hal yang bikin heboh ialah busana bocah perempuan itu semuanya mengenakan busana panjang dan bercadar serba hitam. Di tangan mereka terdekap replika senjata serupa laras panjang. Warganet pun geger dan mengait-kaitkan video itu dengan kekhawatiran masuknya paham radikalisme.

PCNU Probolinggo mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Kota Probolinggo karena langsung melakukan mediasi dengan pihak panitia dan sekolah terkait, setelah mendapat laporan dari masyarakat.

Ustazah Halimah Alaydrus Minta Jemaah Lepas Cadar saat Hadir di Kajian karena Dua Alasan Ini

Menurutnya, video murid Taman Kanak-kanak berkostum cadar dan bersenjata menunjukkan pemahaman keagamaan di kalangan tenaga pengajar atau pendidik masih kurang. Ia berharap kejadian serupa tidak kembali terulang.

"Bahwa penting untuk menanamkan pemahaman keagamaan terutama di kalangan pendidik dari semua tingkatan lembaga pendidikan di Kota Probolinggo tentang manhaj dakwah Rasulullah dan Islam rahmah yang nantinya ditransformasikan bagi seluruh peserta didik sebagai generasi penerus NKRI," ujar Samsur.

Sebelumnya, Hartatik, Kepala Sekolah TK Kartika V Probolinggo meminta maaf dan membantah jika penggunaan kostum ke anak didiknya bertujuan untuk mendukung, maupun mengarah ke salah satu kelompok radikal tertentu.

"Kami meminta maaf karena penggunaan atribut itu merefleksikan perjuangan Rasulullah, dan tidak ada maksud mengarah ke simbol-simbol radikalisme," kata Hartatik.

Hartarik mengatakan, beredarnya video murid TK membawa senjata dan bercadar di media sosial merupakan potongan video yang tidak utuh. Karena dalam pawai itu juga ditampilkan berbagai kreasi lainnya.

"Video itu tidak utuh. Kami juga menampilkan ornamen Kabah yang merupakan simbol kokohnya keimanan yang dimiliki oleh Rasulullah SAW. Replika senjata itu, juga sudah pernah digunakan pada karnaval tahun-tahun sebelumnya," ujar Hartatik. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya