Agar Tak Kalah dari Tetangga
- Dok. Kantor Staf Presiden
VIVA – Semarak peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-73 terasa di gerbang perbatasan pertama dan tertua Indonesia, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Kepala Bidang Pengelolaan PLBN Terpadu Entikong Viktorius Dunand mengatakan, upacara bendera peringatan HUT ke-73 RI pada 17 Agustus 2018 ini merupakan pertama kalinya dilakukan di area Pos Lintas Batas Negara Entikong.
“Sebelumnya upacara detik-detik proklamasi selalu digelar di halaman kantor Kecamatan Entikong,” ujarnya di Entikong, Jumat 17 Agustus 2018.
Upacara Kemerdekaan RI di PLBN Entikong, Sanggau, Kalbar, Jumat 17 Agustus 2018
Menurut dia, kebijakan ini merupakan salah satu bentuk penghargaan negara terhadap pos lintas batas yang memisahkan wilayah Indonesia dan Malaysia ini. Selain itu, sejak direvitalisasi dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2016, PLBN ini memiliki peran yang strategis, baik secara politik maupun ekonomi.
Viktorius menuturkan, dampak perekonomian PLBN Terpadu Entikong sangat luar biasa, baik dari sisi ketenagakerjaan selama proses pembangunan, maupun meningkatkan pemasaran hasil produksi pertanian warga Indonesia.
“Dalam situasi dan kondisi normal, pergerakan pelintas batas mencapai 700 hingga 1.000 orang. Tapi memasuki hari besar keagamaan atau tahun baru, jumlah pelintas batas bisa meningkat hingga lebih dari 100 persen,” ujarnya menambahkan.
Penguatan Infrastruktur
Selain mempercantik PLBN dan meningkatkan pelayanan, pemerintah juga sedang membangun infrastruktur penunjang. Salah satunya pelebaran dan perbaikan jalan. Asisten Pengawasan Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Kalimantan Barat Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Fajar Mulia mengatakan, pihaknya tengah mengerjakan jalan 4 lajur sepanjang 4,80 kilometer menuju PLBN. Dari jumlah itu, 3,10 kilometer lahan sudah dikerjakan.
“Ini sesuai arahan Presiden Jokowi agar akses menuju perbatasan tidak kalah dengan jalan di Malaysia,” ujarnya.
Selain jalan, Kementerian PUPR juga sedang membangun sejumlah fasilitas pendukung. Sulung Maha Indra, Tenaga Ahli Tim Satuan Kerja Pengembang Kawasan Permukiman Strategis Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang tengah mengerjakan PLBN Terpadu Tahap II mengatakan, setelah gedung PLBN berdiri megah, proyek tahap II meliputi pembangunan zona sub inti dan pendukung, meliputi bangunan kantor pengelola, klinik, mess pegawai, Wisma Indonesia, pasar perbatasan, masjid, food court dan convenience store serta mini terminal. Dengan luas bangunan mencapai 37.068 m2, tahapan konstruksi direncanakan selesai pada 1 Oktober 2019 dengan biaya Rp421.144.907.00.
“Ini sesuai pernyataan Presiden Jokowi bahwa kalau ada pasar yang besar di sekitar PLBN, maka akan ada pergerakan ekonomi yang besar pula. Inilah manfaat yang kita dapatkan dari adanya perbatasan di Entikong sebagai kawasan terdepan kita,” katanya.
PLBN Tertua
PLBN Entikong merupakan pos lintas batas pertama dan tertua di Indonesia. Pos lintas batas ini sudah beroperasi sejak 1 Oktober 1989. Awalnya, pos ini di bawah naungan Kabupaten Sanggau, kemudian dikelola Provinsi Kalimantan Barat. Kini, PLBN berada dalam naungan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kementerian Dalam Negeri.
PLBN Entikong merupakan salah satu PLBN yang direvitalisasi. Selain Entikong ada enam PLBN lain yang telah direvitalisasi dan diresmikan Jokowi yakni Aruk, Nanga Badau (Kalimantan Barat), Wini, Motaain, dan Motamasin (Nusa Tenggara Timur) serta Skouw (Papua).