Jokowi: Bangun Infrastruktur, Membangun Peradaban

Pidato Presiden Jokowi
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya dalam Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 2018, Kamis, 16 Agustus 2018. Dalam pembukaan pidatonya, Jokowi mengingat kembali semangat persatuan Indonesia yang telah dibuktikan oleh para pendiri bangsa pada momen ulang tahun ke-73 Kemerdekaan RI.

Jokowi Ngevlog dan Jalan-Jalan Sama Cucu Naik MRT, Sempat Dihentikan Warga karena...

Sejumlah poin penting disampaikan Presiden Jokowi dalam pidatonya. Jokowi melaporkan secara ringkas kinerja lembaga-lembaga negara sebagai sebuah konvensi ketatanegaraan yang baik, agar seluruh rakyat Indonesia bisa mengetahui apa saja hasil kerja lembaga-lembaga negara ini.

Tentu juga untuk menghadirkan semangat keterbukaan dan akuntabilitas yang bertujuan meningkatkan kepercayaan dan dukungan rakyat kepada lembaga negara dalam melaksanakan  tugasnya sesuai amanat  konstitusi.

Prabowo Minta Menteri Tidak Ragu Copot Anak Buah yang Bikin 'Ribet' Rakyat

"Kepercayaan rakyat kepada lembaga-lembaga negara adalah sumber kekuataan utama kita dalam melangkah," kata Jokowi.

Karena itu, menurut Presiden, lembaga negara menjadi lembaga yang kuat dan berwibawa ketika rakyat menghormati, menaruh kepercayaan, dan juga memberikan dukungan terhadap tugas konstitusional yang diembannya. Kritik dari rakyat kepada kepada lembaga negara harus dimaknai sebagai wujud kepedulian sekaligus harapan rakyat agar pemerintah bekerja lebih keras lagi memenuhi harapan rakyat.  

Iring-iringan Jokowi Lewati Dukuh Atas, Warga Teriak: Terima Kasih Pak Jokowi

"Sudah hampir empat tahun ini, pemerintahan yang saya pimpin berjuang memulihkan kepercayaan rakyat melalui kerja nyata membangun negeri,  dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, secara  merata dan berkeadilan," ujar Presiden.  

Presiden Jokowi ingin rakyat di perbatasan, di pulau-pulau terluar, di kawasan tertinggal merasakan kehadiran negara. Sebagai negara besar, dengan rentang geografis yang sangat luas, dengan 260 juta jiwa, dan 714 suku, pemerintah harus memastikan negara bekerja nyata mengurus dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Mulai tahun pertama pemerintahan, telah membangun fondasi yang kokoh untuk menuju Indonesia yang  lebih maju. Karena itu, pemerintah fokus pada percepatan pembangunan infrastruktur serta peningkatan produktivitas dan daya saing bangsa.

"Percepatan pembangunan infrastruktur bukan hanya dimaksud untuk mengejar ketertinggalan kita dalam pembangunan infrastruktur dibanding dengan negara lain, melainkan juga menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru yang mampu memberikan nilai tambah bagi daerah-daerah di seluruh penjuru Tanah Air," tutur Jokowi.

Itulah sebabnya pemerintah tidak hanya membangun infrastruktur di Jawa, tapi di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara, sampai tanah Papua.

"Karena sebagai bangsa yang majemuk, kita ingin tumbuh bersama, sejahtera bersama, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai  Pulau Rote," katanya.

Presiden Jokowi juga menyampaikan hal penting yang tidak dapat dilupakan dalam membangun bangsa. Adalah membangun mental dan karakter bangsa. Ini untuk meluruskan dan salah pengertian bahwa pembangunan infrastruktur fisik seperti jalan tol, bandara, dan juga MRT, LRT, dilihat hanya dari sisi fisiknya saja.

"Padahal sesungguhnya kita sedang membangun peradaban, membangun konektivitas budaya, membangun infrastruktur budaya baru. Pembangunan infrastruktur fisik harus dilihat sebagai cara untuk mempersatukan kita, mempercepat konektivitas budaya yang bisa mempertemukan berbagai budaya yang berbeda di seluruh Nusantara," kata Jokowi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya