Ospek di Kampus Uncen Disusupi Atribut Bintang Kejora

Seorang mahasiswa baru Universitas Cenderawasih di Jayapura, Papua, tampak mengenakan gelang bergambar Bintang Kejora saat ospek.
Sumber :
  • VIVA/Banjir Ambarita

VIVA – Kampus Universitas Cenderawasih di Jayapura, Papua, diduga disusupi aksi kelompok separatis. Mereka ditengarai mendoktrin para mahasiswa baru untuk menggunakan atribut Bintang Kejora, simbol kelompok Papua merdeka, dan tidak menyanyikan lagu Indonesia Raya selama pelaksanaan Ospek.

Jumlah KKB di Papua Berpotensi Bertambah, Kapolri Instruksikan Brimob Lakukan Ini

Hendrik Yance Udam, Ketua Rakyat Cinta NKRI, menyayangkan aksi itu karena dapat mengancam disintegrasi bangsa. Universitas Cenderawasih, katanya, sudah kebobolan karena sampai terjadi aksi seperti itu.

“Mereka dengan bebasnya melancarkan aksinya, yakni mendoktrin dan memaksa para mahasiswa untuk memakai simbol seperatis, seperti menggunakan gelang bergambar Bintang Kejora,” ujar Hendrik di Jayapura pada Selasa, 14 Agustus 2018.

Papua Akan Jadi Pusat AI

Mestinya lingkungan kampus harus bersih dari gerakan-gerakan politik, apalagi yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, karena kampus adalah tempat mencetak sumber daya manusia. “Kampus kan mencetak intelektual-intelektual muda, bukan sebagai ajang kampanye separatis, yang bertujuan merongrong NKRI,” katanya.

Ia meminta aparat yang berwenang mengusut dugaan penyusupan kampus Uncen oleh aksi separatis. Otoritas kampus pun harus diperiksa karena mereka lalai hingga terjadi aksi itu.

Gubernur Lemhannas Sebut Papua Daerah Rawan tapi Masih Dapat Dikendalikan

Rektor Uncen Apolo Safanpo tidak menampik adanya gerakan tertentu yang telah menyusup masuk kampus Uncen. “Kelompok penyusup ini mengharuskan mahasiswa baru yang sedang ospek membawa atribut bergambar Bintang Kejora dan menyanyikan yel-yel yang tak sesuai dengan ideologi Indonesia,” katanya. 

Kelompok penyusup itu masuk ke tiga fakultas, yakni Teknik, MIPA dan FISIP. Mereka menghadirkan pemateri atau narasumber yang tak jelas latar belakangnya lalu menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan Indonesia.

Apolo akan memanggil dekan serta para stafnya dan para mahasiswa baru guna dimintai keterangannya. “Kalau memang tindakan yang terjadi adalah tindakan yang menyimpang, maka yang terlibat akan berhadapan dengan pihak berwenang,” ujarnya.

Mengenai kelompok penyusup, Apolo mengaku belum mengetahui pasti dari kelompok mana. Tapi otoritas kampus sudah menerima foto dan video kegiatan mereka terhadap para mahasiswa baru.

Video dan gambar para mahasiswa baru tersebar di media sosial menggunakan atribut separatis. Bahkan salah satu mahasiswa baru yang namanya menolak disebut mengatakan, mereka diwajibkan oleh penyelenggara ospek untuk mebeli atribut gelang bergambar bendera Bintang Kejora seharga Rp20.000 per buah. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya