Siswa SD di Solo Sumbang 'Othok-othok' untuk Korban Gempa Lombok
VIVA – Sejumlah siswa sekolah dasar di Solo memiliki cara lain untuk membantu para korban gempa Lombok, yakni dengan mengumpulkan kertas bekas dan mainan tradisional Othok-othok. Sumbangan itu diberikan kepada PMI Solo untuk selanjutnya dikirimkan ke Lombok.
Itu yang dilakukan ratusan siswa sekolah dasar SDN 38 Madyotaman, Solo, pada Rabu, 8 Agustus 2018. Mereka berkumpul di halaman sekolah, membawa berbagai kertas, koran hingga kardus bekas. Satu per satu para bocah SD itu mengumpulkan barang bekas tersebut dan dimasukkan ke mobil PMI.
Tak hanya itu, para siswa juga ikut memainkan mainan tradisional dari bambu, yakni Othok-othok. Sebelum dikumpulkan, ratusan siswa dan siswi tampak memainkan alat tersebut dengan cara putar sehingga menghasilkan bunyi Othok-othok.
Usai dimainkan, Othok-othok langsung dikumpulkan di kardus bekas yang terdapat di depan para siswa, bertuliskan 'Dari Solo untuk Lombok'. Diharapkan pemberian mainan tradisional Othok-othok, bisa menghibur anak-anak korban gempa Lombok.
Salah satu siswa kelas VI, Yohanan mengaku sangat senang bisa mengikuti aksi penggalangan bantuan untuk para korban gempa. Dari rumah, ia telah membawa sejumlah kertas dan kardus bekas untuk disumbangkan guna membantu para korban gempa Lombok.
"Dengan aksi ini, saya bisa ikut berbagi dan membantu para korban gempa di Lombok. Meskipun hanya dengan mengumpulkan kertas bekas, tapi ada yang terbantu," kata dia di SDN 38 Madyotaman, Solo, Rabu, 8 Agustus 2018.
Sedangkan untuk permainan Othok-othok yang dikumpulkannya, Yohanan mengaku nantinya akan bisa menghibur anak-anak yang menjadi korban gempa di Lombok. "Othok-othok ini akan menghibur teman-teman di Lombok karena ini merupakan mainan," ujarnya.
Sementara itu, salah satu guru SDN 38 Madyotaman, Yuwono mengatakan, kegiatan penggalangan bantuan dengan mengumpulkan kertas bekas dan othok-othok ini sengaja dilakukan pihak sekolah, supaya anak-anak ikut berpartisipasi untuk ikut menghormati dan mencintai saudara-saudara yang menjadi korban gempa Lombok.
"Barang-barang bekas itu akan diserahkan PMI yang kemudian dijual. Setelah itu uangnya akan diterima PMI untuk disumbangkan kepada saudara-saudara kita yang menjadi korban," ujarnya.
Sedangkan untuk bantuan mainan tradisional Othok-othok, Yuwono mengaku mainan tersebut memiliki nuansa untuk menghibur anak-anak yang menjadi korban gempa. Dengan mainan itu nantinya anak-anak akan terhibur karena Othok-othok mengeluarkan bunyi musik penghiburan.
"Paling tidak dengan Othok-othok anak-anak terhibur dan tidak tertekan karena trauma gempa. Kami berharap othok-othok ini bisa membantu anak-anak bangkit dari perasaan takut," ujarnya berharap.
Kasi Dompet Kemanusiaan PMI Solo Hery Supriyanto mengaku sangat berterima kasih telah menerima bantuan kertas bekas maupun kardus bekas dari para siswa sekolah dasar. Bantuan yang disumbangkan kepada PMI tidak harus berupa uang, namun dengan kertas dan kardus bekas pun bisa.
"Nanti barang bekas ini oleh PMI akan dijual untuk diuangkan. Terus nanti akan dibelikan apa gitu yang kira-kira dibutuhkan oleh para korban gempa," ungkapnya.
Sedangkan untuk sumbangan mainan Othok-othok, ia mengaku bahwa mainan itu sangat berguna untuk diberikan kepada anak-anak korban gempa, karena mainan tersebut bersifat menghibur. "Othok-othok sangat berguna untuk pulihkan trauma anak-anak yang terkena musibah," katanya. (mus)