Tak Laku, Beras Sachet Malah Dikira Makanan Ringan

Beras premium kualitas super dalam kemasan sachet atau renteng di Semarang.
Sumber :
  • Dwi Royanto

VIVA – Beras premium kualitas super dalam kemasan sachet atau renteng, kini banyak beredar di sejumlah pasar tradisional di Kota Semarang, Jawa Tengah. Namun, banyak masyarakat yang belum tertarik membeli beras kemasan baru tersebut.

Bulog Ungkap 5 Tantangan Produksi Beras yang Berdampak Pada Krisis Pangan

Rokhyatun, salah seorang pedagang beras di pasar Gayamsari Semarang mengaku penjualan beras sachet di lapaknya masih sepi peminat. Hal itu, karena pengetahuan warga terkait beras Bulog itu masih sangat minim.

"Banyak pembeli mengira beras sachet itu malah bungkusan chiki (jajanan ringan). Sampai bosan saya ngasih tahu ke pelanggan, kalau itu beras sachet kiriman dari Bulog," kata Rokhyatun, Selasa 7 Agustus 2018.

IIRC 2024, Bulog Ungkap Strategi Atasi Tantangan Produksi Beras

Perempuan 45 tahun itu mengaku telah mendapatkan kiriman beras sachet sejak bulan Juni lalu. Ia mendapatkan jatah lima renteng untuk diperkenalkan kepada masyarakat. Namun, hingga kini belum satupun beras dengan berat 200 gram seharga Rp2.500 itu laku terjual.

"Karena enggak laku, lalu saya masak sendiri di rumah. Ketimbang saya malah rugi," kata warga Sendangguwo Tembalang tersebut.

Kebutuhan Beras SPHP se-Kalbar Hampir 200 Ton per Hari

Ia mengatakan, rutin mendapat pasokan beras dan gula dari Bulog. Khusus beras sachet, ia adalah satu-satunya pedagang yang menjual di pasar Gayamsari.  

"Yang dikirimi cuma saya. Lainnya enggak dapat. Awal-awal, saya kenalkan ke pembeli. Tetapi, pada enggak mau. Terlalu sedikit katanya," ujarnya.

Lantaran itu, ia menyarankan, agar Bulog bisa mengubah ukuran beras tersebut, karena terlalu kecil. Menurutnya, jika isinya satu kilogram atau setengah kilogram pasti dicari para pembeli.

Sementara itu, Bulog Divre Jawa Tengah menyebut, sudah ada empat pasar yang dikirimi beras sachet di Kota Semarang. Meliputi Pasar Bulu, Karangayu, Gayamsari, dan Peterongan. Pada tahap pengenalan, tiap pasar itu mendapat jatah masing-masing lima renteng beras sachet.

"Kita akan rutin menyambangi pedagang beras sachet di pasar-pasar untuk melihat perkembangan penjualannya. Apakah memang di tingkat pengecer itu laris atau permintaannya menurun," kata Kepala Bidang Komersial dan Pengembangan Bisnis, Perum Bulog Divre Jateng, Sri Muniati.

Sri menyatakan, jika  prospek pasar beras sachet nantinya cukup bagus, penyebaran beras sachet akan diperluas ke semua pasar yang ada di Semarang dan Jawa Tengah.

"Saat ini kan, kita baru proses pengenalan. Beras sachet juga sudah dikirim ke Pasar Legi Solo. Mudah-mudahan perkembangannya bagus, sehingga penjualannya bisa diperluas lagi," kata Sri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya