Luhut Minta Kepala Daerah Serius Tangani Sampah

Pemulung memilah sampah plastik dari tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Semarang, Jawa Tengah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan menggelar rapat koordinasi dengan para kepala daerah untuk penanganan sampah padat. Termasuk, di antaranya adalah sampah plastik di kawasan regional, perkotaan, dan destinasi wisata. 

Sidak TPA Muara Fajar, Menteri LH Tegaskan Pemda Harus Gercep Tangani Masalah Sampah

Luhut berpesan kepada kepala daerah, untuk serius menangani persoalan sampah. Sebab, dengan mendisiplinkan penanganan sampah melalui kepala daerah diyakini akan membuat masyarakat atau bangsa semakin disiplin. 

"Sampah ini musuh bersama, enggak ada suku, bangsa, agama, kaya, miskin, Saya mohon, bapak-bapak walikota lihat," kata Luhut di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa 7 Agustus 2018.

Dari Sungai hingga Laut, Dampak Polusi Plastik pada Ekosistem Perairan

Ia mencontohkan, salah satu kota yang cukup baik menangani sampah adalah Banjarmasin. Seluruh masyarakat di situ, disiplin dalam penanganan sampah. 

"Coba Anda ke Banjarmasin sekarang. Bisa disiplin masyarakatnya, semua diatur. Saya challenge bapak-bapak walikota, ayo kita kerjakan," ucapnya. 

Kegiatan Tukar Sampah Jadi Susu, Berikan Peluang bagi Warga Menukar Botol Plastik Bekas

Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu juga mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi ancaman sampah terbesar kedua di dunia setelah China khususnya untuk laut. 

"Indonesia ini menghadapi ancaman terbesar, karena Indonesia ini terbesar kedua setelah China, lautnya yang paling parah. China nomor satu, kedua Indonesia," katanya. 

Diuraikannya, ada dua penyebab Indonesia bisa menjadi nomor dua di dunia terparah untuk sampah di laut. Pertama, adalah posisi yang Indonesia yang berada di posisi silang antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Kedua, adalah karena kebiasaan warganya sendiri. 

"Jadi, banyak sampah kita itu kalau lihat di pulau Nipah di Batam, itu sampah itu Made in Singapura. Hampir semua, sampah-sampah hanyut di bawa arus dari Singapura," katanya. 

Untuk itu, Luhut menekankan bahwa tidak boleh ada negara di dunia ini yang mengklaim bahwa negaranya tidak berkontribusi sebagai penyumbang sampah. 

"Jadi, enggak boleh ada dunia mengklaim kalau negaranya itu bersih, bahwa dia kurang berkontribusi laut itu oleh karena kita itu semua bagi-bagi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya