Begini Cara Murid SMA Belajar Demokrasi Tanpa Gaduh
- Kementerian Luar Negeri RI
VIVA – Dalam kunjungannya ke Jakarta hari ini, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dari Amerika Serikat di depan Presiden Joko Widodo mengakui bahwa Indonesia merupakan salah satu kekuatan demokrasi terbesar di dunia, bersama dengan AS. Sebagai negara yang demokratis, Indonesia tidak saja dianggap mampu menjaga stabilitas politik dalam negeri, namun juga punya peran penting menjaga stabilitas di kawasan.
Bagi Indonesia sendiri, demokrasi sudah menjadi kekuatan inti sebagai Negara Kesatuan. Namun, berbeda dengan AS, demokrasi yang dianut Indonesia tidak bersifat liberal, namun berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah utama.
Itulah sebabnya pemerintah terus menanamkan nilai-nilai demokrasi berlandaskan Pancasila kepada generasi muda sejak dini dengan berbagai pendekatan. Salah satu cara adalah menggelar Sekolah Demokrasi Muda Indonesia, seperti yang berlangsung di Pekanbaru, Riau, selama 3-5 Agustus 2018. Pesertanya adalah murid-murid Sekolah Menengah Atas di Riau.
Pertama kali dilaksanakan, Sekolah Demokrasi Muda Indonesia merupakan hasil kerja sama antara Direktorat Diplomasi Publik di Kementerian Luar Negeri RI bersama Dinas Pendidikan Provinsi Riau dan alumni peserta Bali Democracy Students Conference (BDSC) 2017, sebagai tindak lanjut dari "Voice of the Youth", yaitu hasil dari konferensi tersebut yang menghimbau generasi muda untuk lebih berpartisipasi pada proses demokrasi.
"Banyak ilmu yang diperoleh dari Sekolah Demokrasi Muda Indonesia ini, antara lain adalah bagaimana berdemokrasi yang baik, juga contoh bagaimana mempertanggungjawabkan sebuah kepemimpinan,” kata Rahmad Wisesa, salah satu peserta Sekolah Demokrasi Muda Indonesia wakil dari SMAN 9 Pekanbaru, seperti yang disiarkan Kementerian Luar Negeri RI hari ini.
Kegiatan yang berlangsung di Pekanbaru ini diikuti 40 siswa SMA, yang berasal dari 5 Kabupaten dan kota di Provinsi Riau, yaitu Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kuantan Singing, Kabupaten Siak, dan Kota Pekanbaru.
Rudyanto, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, menyampaikan pentingnya edukasi demokrasi bagi para pemuda, sebagai calon pemimpin bangsa. “Kami juga merasa bangga karena Provinsi Riau yang dipilih untuk menyelenggarakan kegiatan ini,” kata dia.
Pemimpin Dunia
Sementara itu, Direktur Diplomasi Publik Kemlu, Azis Nurwahyudi, menyampaikan apresiasi atas kegiatan yang peduli kepada generasi muda akan pentingnya edukasi demokrasi. “Kami juga berharap bahwa kegiatan ini dapat memberi manfaat bagi para peserta dan membekali mereka agar kelak dapat menjadi pemimpin di Riau, di Indonesia, atau bahkan di dunia,” kata Azis.
Para murid pun antusias akan program ini dan berharap bisa berkelanjutan. "Semoga dengan adanya Sekolah Demokrasi Muda Indonesia ini, kami dapat meneruskan kepada generasi-generasi selanjutnya dan membawa perubahan melalui sekolah-sekolah dan organisasi kepemudaan,” kata Khori, wakil dari SMA Plus Taruna Andalan Kabupaten Pelalawan.
Sekolah Demokrasi Muda Indonesia berlangsung selama 3 hari, di mana para peserta akan mempelajari mengenai sejarah, konsep, dan praktek demokrasi dalam kehidupan bernegara melalui sesi-sesi yang edukatif, interaktif, serta memanfaatkan forum diskusi dengan para akademisi sebagai narasumber.
Selain Sekolah Demokrasi Muda Indonesia, para alumni Bali Democracy Students Conference 2017 juga melakukan kegiatan edukasi demokrasi di Bandung, Jawa Barat dalam bentuk Workshop Digital Video dan rencana penyelenggaraan Taman Ekspresi di Universitas Darusalam Gontor, Jawa Timur.