82 Persen Warga Indonesia Takut Aksi Terorisme, Ungkap Survei

Bangkai kendaraan terdampak ledakan bom di Mapolrestabes Surabaya
Sumber :
  • ANTARA FOTO/HO/Rendra Pradhana

VIVA –  Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan riset mengenai isu terorisme yang terjadi di Indonesia. Hasil riset tersebut menyebutkan bahwa saat ini kekhawatiran publik pada aksi terorisme semakin meningkat.

Kemarin Gamblang, Kini Rusia Secara Resmi Salahkan Ukraina atas Serangan Terorisme di Moskow

Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa mengatakan persentase kekhawatiran publik sangat tinggi. Angkanya berada di 82.0 persen. Bandingkan dengan angka publik yang merasa biasa saja dengan aksi teroris, yaitu sebanyak 9.3 persen.

"Hasilnya mengejutkan karena nyaris tidak ada yang menyatakan semakin tidak khawatir. Yang menyatakan semakin tidak khawatir terkait aksi terorisme angkanya hanya nol koma saja. Sisanya menyatakan tidak tahu dan tidak jawab," kata Ardian di Kantor LSI Denny JA jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa 31 Juli 2018.

Kremlin: Presiden Vladimir Putin Rasakan Kesedihan Mendalam Atas Aksi Terorisme di Moskow

Publik yang semakin khawatir dengan aksi terorisme ini, ternyata tak mengenal gender. baik laki-laki maupun perempuan sama takutnya. Sebanyak 80.5 persen untuk laki-laki, dan 83.5 persen untuk perempuan. Selain itu jika dilihat dari pemeluk suatu agama, ternyata juga sama saja. Semua pemeluk agam mengaku semakin khawatir dengan aksi terorisme, tak peduli apa agama mereka. 

"Sementara untuk segmen pendidikan, apapun jenjang pendidikannya, juga semakin khawatir dengan aksi terorisme ini. Yang lulus SD atau di bawahnya, tamat SLTP/Sederajat, tamat SLTA/sederajat,  diatas 80 persen menyatakan semakin khawatir dengan aksi terorisme ini. Untuk jenjang pendidikan pernah kuliah atau di atasnya, yang semakin khawatir juga mayoritas berada pada angka 76.9 persen," ujarnya

4 Pelaku Terorisme Moskow Ternyata di Bawah Pengaruh Obat-Obatan Terlarang

Berdasarkan Pendapatan

Sementara untuk status ekonomi, kata Ardian, kalangan bawah maupun kalangan berada, mayoritas menyatakan semakin khawatir dengan aksi terorisme ini. Untuk masyarakat dengan pendapatan kurang dari satu juta, 79.6 persen menyatakan khawatir. Penghasilan 1-2 juta, 81.5 persen menyatakan semakin khawatir. Penghasilan di atas 3 juta 85.4 persen menyatakan semakin khawatir.

"Sedangkan untuk pemilih partai, mayoritas pemilih partai menyatakan semakin khawatir dengan aksi terorisme ini. Partai pendukung pemerintah, maupun partai yang berada di luar pemerintah, pemilih-pemilihnya sama-sama menyatakan semakin khawatir dengan aksi terorisme," ujarnya

Survei ini dilakukan sejak tanggal 28 Juni sampai dengan 5 Juli 2018. Metode pengambilan samplenya adalah multistage random sampling dengan Jumlah responden sebanyak 1.200 responden. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan responden dan menggunakan kuesioner. Margin of error dari survei ini sebesar plus minus 2.9 persen. (ren)

Remaja 16 tahun yang menikam pendeta dan bishop di Australia

Remaja Tikam 2 Pendeta Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Terorisme

Remaja laki-laki berusia 16 tahun yang dituduh menikam dua pendeta saat kebaktian gereja di kota Sydney, Australia timur, resmi didakwa melakukan pelanggaran terorisme.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024