Kapolda Jatim Anggap Tak Penting Rombongan Moge Ribut dengan Santri
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Inspektur Jenderal Polisi Machfud Arifin, enggan mengomentari video viral seorang pria ribut-ribut dengan rombongan pengendara motor gede, alias moge yang terjadi di Bypass Krian, Kabupaten Sidoarjo pada Jumat malam, 27 Juli 2018.
"Enggak begitu viral. Sing cilik ojo digedek-gedekno sing gede ojo dicilik-cilikno (Enggak begitu viral. Yang kecil jangan dibesar-besarkan, dan yang besar jangan dikecil-kecilkan). Enggak penting," kata Machfud, usai merilis ribuan kasus kriminal di Surabaya pada Selasa, 31 Juli 2018.
Pria yang terlibat keributan dengan rombongan moge itu ialah Faisal Yasir Arifin, alias Coy (39 tahun), warga Kota Surabaya. Waktu itu, dia menunggangi mobil Mitsubishi Xpander dari arah Mojokerto ke Surabaya. "Saya baru pulang menjenguk anak di Gontor," ujarnya di Surabaya pada Senin malam, 30 Juli 2018.
Sesampai di Balongbendo, Sidoarjo, Coy bertemu rombongan moge melaju searah di depannya dan memakan badan jalan. Moge-moge itu beriringan tanpa pengawalan polisi atau voorijder. Perlahan, dia coba menyalip ketika di lajur kiri kosong. Tapi gagal, karena ada beberapa moge bergeser ke kiri.
Coy coba menyalip lagi dari lajur kanan, ketika rombongan moge berada di lajur kiri. Belum sempurna menyalip, ada dua moge menyalip lagi lalu memposisikan diri di depan mobil Coy. "Saya klakson secara wajar dua kali. Cuma mau ngasih tanda kalau saya mau lewat," ujarnya.
Sampai di pertigaan, rombongan moge terlihat bingung antara lurus ke Pasar Krian atau belok ke kiri menuju Bypass. "Mereka sudah setengah lurus, jadi sisi kiri kosong melompong, saya masuk belok kiri ke Bypass. Kira-kira sepuluh meter, ada satu pakai Harley oranye mengejar," cerita Coy.
Coy diminta menepi dan menurut. Dia dituduh membahayakan teman-teman pengendara moge lain. "Saya jawab, membahayakan seperti apa? Lha wong saya nyalip, ketika ada ruang kosong dan itu dengan cara biasa. Lalu dia memukul, saya balas. Kemudian datang dua temannya, awalnya melerai enggak tahu kemudian ikut mengeroyok," katanya.
Saat kejadian, tidak ada polisi di lokasi. Rombongan pengendara moge baru pergi setelah banyak warga berdatangan melihat keributan itu. "Saya melawan hanya ingin mengedukasi masyarakat, agar tidak arogan di mana pun berada. Kalau ada yang arogan, harus dilawan," ujar Coy.