Walikota Hendi Dorong Promosi Kota Semarang Lewat Film
VIVA – Upaya Kota Semarang mengembangkan potensi pariwisata Kota Semarang tak hanya berhasil menarik perhatian wisatawan. Perhatian pun juga datang dari sineas-sineas tanah air yang memanfaatkan kekhasan sudut-sudut Kota Semarang sebagai latar film yang diproduksinya. Sebut saja 'Soekarno', 'Wage', 'Sang Kiai', dan 'Kukejar Cinta Ke Negeri Cina' adalah beberapa judul dari puluhan film yang penggarapannya dilakukan di Kota Semarang.
Terbaru, film ‘Rembulan Tenggelam di Wajahmu’ adaptasi novel karya Tere Liye yang sedang dalam proses pembuatan juga memilih Kota Semarang sebagai lokasi pengambilan gambarnya. Film yang dibintangi oleh Ariyo Wahab, Arifin Putra, Donny Alamsyah, Bio One, dan Anya Geraldine tersebut mengambil di Kota Lama, Permata Puri Ngaliyan, Rumah Sakit Telogorejo dan Pelabuhan Tanjung Emas
Selain itu menyusul film ‘Bumi Manusia’ yang diangkat dari buku karya Pramoedya Ananta Toer juga memilih Kota Semarang sebagai salah satu lokasi pengambilan gambarnya. Proses pembuatan film besutan Hanung Bramantyo yang dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan itu sendiri dijadwalkan akan memakan waktu sebanyak dua bulan.
Terkait hal itu, Walikota Semarang, Hendrar Prihadi mengaku sangat senang atas dipilihnya Kota Semarang sebagai lokasi pengambilan gambar sejumlah film di Indonesia. Walikota Semarang, yang juga akrab disapa Hendi itu menegaskan jika film dengan latar Kota Semarang bisa menjadi promosi yang sangat baik bagi kota yang dipimpinnya tersebut.
"Di Vietnam orang mengenal Halong Bay dari film King Kong, di Inggris orang mengenal Oxford dari film Harry Potter, di Kota Semarang kami juga dorong untuk dapat lebih dikenal melalui film-film yang diproduksi di sini,” tutur Walikota Semarang yang juga politisi PDI Perjuangan tersebut.
Di sisi lain Hendi meyakini bahwa pembuatan set sebuah film menjadi sebuah hal yang tidak murah, maka dari itu dirinya yakin jika pembangunan infrastruktur kawasan wisata di Kota Semarang dengan suasana yang beragam bisa menjadi pendukung kebutuhan film-film yang akan dibuat.
"Tidak hanya Kota Lama, lainnya seperti Kampung Melayu, Sam Poo Kong, Lawang Sewu, Hutan Wisata Tinjomoyo, atau bahkan Kampung-Kampung Tematik di Semarang adalah menjadi set film yang mahal kalau harus dibangun khusus. Maka bagi seluruh insan perfilman di Indonesia, atau bahkan di luar negeri, kami sangat terbuka dan mendukung seluruh pembuatan film yang dilakukan di Kota Semarang,” tegasnya.