Menyaksikan Anak Punk Menghapus Tato dan Dosa-dosanya
- abc
Setitik demi setitik sinar laser itu mengupas tinta dari kulit Ucup, menyisakan warna kemerahan dan tampak agak membengkak. Namun ada ekspresi kepuasan di wajahnya.
Untuk setiap tembakan sinar laser yang menyakitkan dari mesin penghapus tato itu, Ucup merasa dirinya justru semakin dekat dengan Tuhan.
"Kita dilahirkan suci," ujarnya. "Kita tidak ingin mati dalam keadaan kotor."
Pria berusia 32 tahun ini adalah salah satu dari sekian banyak anak punk Indonesia, yang "sudah bertobat" dan menjadi Muslim yang saleh.
"Dulu saya anak punk. Tinggal di jalanan, keluyuran dengan teman-teman. Saya pakai narkoba, mencoba segalanya. Saya begitu buruk," kata Ucup ketika ditemui ABC.
Ucup juga sempat mendekam di penjara sebelum mendengar adanya program yang dijalankan sejumlah sukarelawan untuk menyucikan diri. Dimulai dengan tatonya.
Muslim Punk
"Di tato-tato itulah iblis bersarang," kata Ahmad Zaki, salah satu pendiri Gerakan Muslim Punk.
Zaki memulai program penghapusan tato gratis tahun lalu, dengan mengandalkan donasi dermawan, demi membantu "menyucikan" sesamanya Muslim.
"Dalam Islam tato itu dilarang. Itu dosa. Allah melaknat dosa ini," ujarnya.