Canggihnya Helm Pilot Apache TNI AD, Harganya Setengah Miliar Rupiah
- VIVA/Dwi Royanto
VIVA – Baru ada sepuluh pilot Indonesia yang kini bisa merasakan langsung kecanggihan helikopter tercanggih dunia yang dimiliki TNI Angkatan Darat. Helikopter jenis Apache AH-64 itu kini diparkir di Skuadron 11/Serbu Semarang dan rutin dipakai bermanuver terbang setiap hari.
Salah satu pilot heli buatan Amerika Serkat itu adalah Letnan Satu CPN Alexius Darmadian. Prajurit lulusan Akademi Militer Magelang 2012 itu menjadi satu dari sepuluh pilot terbaik Indonesia yang telah memiliki kualifikasi standar menjalani pelatihan di US Army Flank School Amerika Serikat.
Alexius mengaku menerbangkan pesawat capung Apache menjadi kehormatan tersendiri baginya. Itu lantaran helikopter serang dengan persenjataan paling mutakhir dengan berbagai keunggulan dibanding heli-heli milik Indonesia sebelumnya.
"Tentunya sensasinya sangat berbeda. Ibaratnya kalau mobil, mobil Ferrari. Harganya 50 juta dolar (Amerika Serikat). Semua peralatannya, hitungannya memang sangat canggih," kata Alex saat berbincang dengan VIVA akhir pekan lalu.
Untuk beradaptasi menunggangi heli Apache, Alex mengaku butuh waktu delapan bulan di Amerika. Di sana ia dididik khusus, utamanya mempelajari proses pengoperasian heli dengan sistem optik elektronik itu.
"Yang memakan proses karena kita dari sistem (heli) analog ke sistem digital. Lalu sensor di helm yang menggunakan instrumen di komputer semuanya bisa dilihat," katanya.
Kecanggihan pelindung kepala ini, Alex menjelaskan menjadi kunci pilot untuk mengontrol semua pesenjataan yang ada di pesawat. Helm ini juga dilengkapi sensor inframerah yang memungkinkan membidik musuh dalam pertempuran pada malam hari.
"Dengan helm ini kita juga bisa mengakses langsung informasi misi melalui mission processor. Bisa juga mengendalikan arah tembakan dan menghitung kecepatan angin," ujarnya.
Pengadaan helm khusus pilot Apache AH-64 dilakukan oleh Kementerian Petahanan dengan menggandeng Elbit Systems of Amerika, Dort Worth, Texas pada 2015. Harga kontrak untuk 300 helm senilai 13,2 juta dolar Amerika atau kira-kira Rp500 juta alias setengah miliar rupiah per unit.
"Untuk satu helm harganya mencapai senilai Rp500 juta. Satu pesawat hanya dua helm karena hanya dua awak," ujarnya.
Paling Canggih
Komandan Skuadron 11 Serbu, Letnan Kolonel Cpn Cahyo Purnomo, menambahkan bahwa helikopter Apache adalah alutsista tempur yang ampuh melindungi negara dari serangan musuh di segala medan pertempuran.
Disebut paling canggih di dunia karena semua bagian dikerjakan oleh sensor komputer. Apache AH-64 bahkan menjadi helikopter digital pertama yang dimiliki Indonesia. Bukan hanya display yang berbasis komputer, tapi semua proses sistem, mulai menghitung senjata hingga menentukan bidikan juga dikerjakan komputer.
"Jadi gabungan optik dan elektronik yang sering kita sebut optic electronic sensor. Itu satu kemampuan yang dimiliki Apache," katanya.
Ada tiga jenis senjata yang dimiliki Apache AH-64. Mulai dari otomatic gun canon 30 milimeter yang punya kemampuan menghancurkan musuh antara 1 hingga 3,5 kilometer. Meriam itu bahkan mampu menembus baja setebal lima sentimeter. Heli itu juga memiliki roket yang punya kemampuan cukup menghancurkan musuh dengan menembak 5-7 kilometer. Daya ledaknya sampai 50 meter.
Kecanggihan lain heli buatan negeri Paman Sam itu juga dilengkapi misil air to ground (AGM) 114/R Helfire yang bisa menghancurkan sasaran lapis baja seperti tank dengan peluru kendali semiaktif laser.
Total delapan helikopter Apache dimiliki Indonesia. Kementerian Pertahanan membeli Apache dengan harga Rp500 miliar per unit memalui kerja sama program management office menggunakan skema goverment to goverment atau antar-pemerintah.