Warga Solok Memilih Tidur di Tenda Darurat usai Gempa
- Andri Mardiansyah
VIVA – Pasca gempa bumi akibat pergeseran segmen Sumani dengan kekuatan 5,4 scala ricter yang terjadi pada Sabtu 21 Juli 2018, sejumlah warga di Kenagarian Simpang Tanjung Nan IV, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, memilih tidur di tenda darurat, yang dipasang menggunakan terpal seadanya.
Warga memilih bertahan di luar rumah lantaran masih merasa takut terkena reruntuhan material bangunan akibat guncangan gempa.
“Saya takut tidur di dalam rumah, karena rumah saya hancur. Saya tidur di tenda darurat saja,”kata Santi (36), Minggu 22 Juli 2018.
Santi berharap, pemerintah lebih tanggap memberikan bantuan agar ia dan empat anaknya, tidak terlalu lama tinggal di tenda darurat. Hingga kini kata Santi, baru ada bantuan berupa beras dan mie instans. Sementara untuk logistik berupa family kit sama sekali belum diterima.
Sementara itu, Wali Nagari Simpang Tanjung Nan IV, Jamaris menyebutkan, mereka memang belum sepenuhnya menyalurkan bantuan kepada warga yang terdampak. Selain masih dalam tahap pendataan, logistik bantuan baru saja tiba di posko bencana. Sejak sore, logistik yang diperlukan oleh warga telah disalurkan.
Mengingat kondisi cuaca di Nagari Simpang Tanjung Nan IV ini cukup dingin lantaran berada di kaki Gunung Talang, Jamaris mengimbau kepada warga yang terdampak untuk tidak tinggal di tenda darurat. Sementara waktu dianjurkan tinggal di rumah keluarga atau kerabat terdekat.
“Cuaca di sini sangat dingin. Jadi lebih baik tinggal di rumah keluarga,” ujarnya.
Terkait data kerusakan, Jamaris menyebutkan, hingga kini yang tercatat ada sebanyak 30 rumah warga yang terdampak. Sembilan rusak berat, dan sisanya rusak ringan. Selain itu, juga ada tiga Surau yang mengalami rusak ringan. (ren)