Sudah Lima Warga Depok Diciduk Densus 88
- Zahrul Darmawan
VIVA – Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri terus melakukan pengembangan usai meringkus dua pria terkait aktivitas terorisme di wilayah Kampung Lio, Kelurahan Sukamaju Kecamatan Cilodong, Depok, Jawa Barat. Tercatat, telah ada lima warga di kawasan itu yang diamankan dalam penangkapan kemarin sore, Senin 9 Juli 2018.
Mereka masing-masing adalah, M warga RT 4/9, L warga RT 2/9, Su warga RT 2/9, So warga RT 4/9, dan RM warga RT 4/9. Tiga terduga ditangkap di kawasan Kampung Lio dan dua terduga lainnya diamankan di kawasan Jalan Raya Bogor.
"Iya totalnya ada lima yang diamankan Densus. Tiga dibekuk di sini, kalau dua lagi, So dan M dibekuk di Jalan Raya Bogor. Tapi mereka warga sini," kata Diantoro, sekretaris LPM Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong Depok, Selasa 10 Juli 2018.
Hal itu dipastikan Diantoro setelah adanya pertemuan antara tim Densus dan perwakilan tokoh masyarakat setempat. Penggeledahan yang sempat direncanakan terpaksa dibatalkan dengan alasan kemanusiaan.
"Semalam itu Densus balik lagi, rencananya mau melakukan penggeledahan tapi ditunda karena terkait dengan psikologis anak-anak atau keluarga yang bersangkutan," katanya.
Diantoro yang juga tinggal di wilayah Kampung Lio mengaku, kelimanya memiliki profesi yang berbeda. L diketahui sebagai pedagang mi ayam, Su pedagang air mineral, sedangkan So dan M buruh pabrik.
"Mereka para pendatang. Ada yang ngontrak. Semuanya tertutup, jarang bergaul," katanya.
Sementara itu, Samsudin, ketua RW setempat mengaku tak menyangka jika kelima warganya bakal berurusan dengan Densus. L maupun keempat pria yang ditangkap memang jarang bergaul.
"Orangnya tertutup tapi kalau ketemu sama kami ramah. Kalau si L dagang mi ayam dekat rumah saya. Saya juga enggak nyangka kalau mereka katanya teroris," katanya.
Peristiwa penangkapan itu, lanjut Samsudin, berlangsung cepat sekira pukul 17.00 WIB. Densus meringkus mereka dengan menggunakan motor.
"Saya tadinya enggak tahu itu Densus, saya sempat ngomel karena ngebut-ngebutan naik motor. Eh tahunya nangkep orang, warga sini," katanya.
Setelah kejadian itu, Samsudin mengaku telah mengumpulkan sejumlah ketua RT, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat untuk lebih selektif terhadap pendatang.