Sudirman Said: Prediksi Lembaga Survei Itu Jauh dari Kenyataan
- VIVA/Dwi Royanto
VIVA – Calon gubernur Jawa Tengah Sudirman Said mengakui kekalahan dari rivalnya calon petahana Ganjar Pranowo. Namun Sudirman memberikan sejumlah catatan penting atas seluruh rangkaian Pilkada.
Pernyataan sikap Sudirman Said dan Ida Fauziyah disampaikan setelah KPU menetapkan hasil Pemilihan Gubernur di 35 daerah yang memastikan kemenangan pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin. Pasangan itu memperolah 10.362.694 suara atau 58,78 persen, sementara Sudirman Said-Ida Fauziyah mendapatkan 7.267.993 suara atau 41,22 persen.
Ada empat poin yang menjadi catatan Sudirman-Ida. Pertama, dia mempersoalkan Daftar Pemilih Tetap (DPT). Berdasarkan temuannya, ada potensi sebanyak 3,7 juta nama pemilih terindikasi tidak akuratnya jumlah dan identitas pemilih Jawa Tengah. Jumlah itu lebih besar dari selisih perolehan suara.
"Ini hal yang amat serius. Kami memandang belum ada penanganan yang cukup serius oleh pihak-pihak yang berwenang," kata Sudirman di Semarang pada Senin malam, 9 Juli 2018.
Kedua, dia juga mempertanyakan terbatasnya sosialisasi pasangan calon oleh KPU selama kampanye yang berdampak sosialisasi calon tak maksimal. Ia menuding, persoalan itu disebabkan oleh kegagalan lelang alat peraga kampanye hingga berulang-ulang.
"Kita mencatat KPU Jawa Tengah mengalami tiga kali gagal lelang, baik lelang pencetakan brosur, pemasangan baliho, maupun pemasangan iklan di media cetak dan elektronik," ujarnya.
Ketiga, Sudirman menyoal kredibilitas dan independensi sejumlah lembaga survei dalam Pilgub Jateng. Menurutnya, sejumlah rilis survei justru banyak membangun persepsi yang merugikannya.
"Ini mengakibatkan persepsi masyarakat tergiring sedemikian rupa. Para pihak yang berpotensi mendukung paslon nomor dua, satu per satu menarik diri. Ternyata prediksi lembaga-lembaga survei itu justru jauh dari kenyataan dengan perolehan kita hari ini," katanya.
Tekanan
Sudirman juga menyoal insiden penodongan yang dialami timnya saat membawa uang untuk saksi di TPS. Seorang anggota tim yang tengah mengambil uang konsumsi untuk saksi pun mengalami semacam sabotase oleh sekelompok bersenjata dalam perjalanan Jakarta-Semarang.
"Tidak berlebihan bila kami catatkan disini bahwa tanpa pertolongan Allah, Pilkada Jawa Tengah hampir saja merenggut nyawa tim pemenangan kami," katanya.
Bagi Sudirman, catatan penting itu bukanlah dimaksudkan sebagai pernyataan sikap tidak menerima kekalahan di Pilgub Jateng namun hal itu untuk pembelajaran demokrasi Jawa Tengah.
"Kita tetap hormati hasil keputusan KPU Jateng. Tapi yang perlu diketahui bahwa 7,2 juta pemilih Jateng inginkan perubahan. Jika pilkada digelar dengan lebih adil maka jumlahnya akan lebih dari 7,2 juta," ujarnya. (mus)