Polisi: Teroris Bom Pasuruan Jaringan JAD
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
VIVA - Terduga teroris dalam aksi bom di Pasuruan, Jawa Timur, yakni Abdullah, alias Anwardi diduga kuat berbaiat pada kelompok radikal ISIS. Anwar juga diduga masuk jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah atau JAD Pasuruan.
"Dapat kami duga, dia masuk dalam jaringan JAD, walaupun dia berbaiat pada ISIS," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat 6 Juli 2018.
Iqbal mengatakan, Anwardi adalah mantan narapidana kasus terorisme (napiter). Sejak dibebaskan, Anwar cenderung menyendiri dan banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan pengajian. Kelompok pengajian Anwar diduga beranggotakan orang-orang JAD.
"Sejak pelaku keluar dari lapas, banyak menyendiri dan melakukan kegiatan pengajian dengan yang diduga ikut jaringan JAD Pasuruan tersebut," ujar Iqbal.
Mengenai pengawasan napiter di lapas, mantan Kapolrestabes Surabaya ini mengatakan, pihaknya bersama stakeholders sudah melakukan pemantauan. Selain itu, proses deradikalisasi juga sudah dilakukan.
Dari proses tersebut, banyak napiter yang sudah kembali ke masyarakat dengan baik dan mengimbau napiter, atau terduga teroris lainnya untuk kembali ke jalan yang benar.
"Untuk upaya penanggulangan aksi teroris ini, tidak hanya melakukan hard aprroach, tetapi yang penting soft aprroach. Tidak akan maksimal, jika kita semua tidak bekerja, tokoh agama, BNPT, TNI untuk melakukan soft aprroach banyak yang sudah kembali. Mereka terduga pelaku, tapi juga korban dengan pemahaman yang tak sesuai dengan akidah. Maka itu, ada upaya deradikalisasi," katanya. (asp)