Polri Tangkap Buronan Asal Malaysia di Tebet
- VIVA.co.id/ Irwandi Arsyad
VIVA – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian membenarkan telah membantu penangkapan Ketua UMNO Bagian Sungai Besar Datuk Seri Jamal Md Yunos yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Penangkapan dilakukan pada Senin, 2 Juli 2018 di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
"Kemarin sore sudah ditangkap. Kepala polisi Malaysia menghubungi saya, timnya memberi informasi terkait yang bersangkutan," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 3 Juli 2018.
Jamal, kata Tito, merupakan tersangka dan salah satu saksi kunci dalam kasus korupsi pengelolaan dana pemerintah (sovereign wealth fund) 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Skandal pencucian uang itu diduga bernilai hingga US$4,5 miliar (Rp63,8 triliun). "Yang bersangkutan meninggalkan Malaysia secara ilegal," ucap Tito.
Mantan kapolda Metro Jaya ini menambahkan, pihaknya langsung melakukan investigasi dan pencarian usai menerima informasi dan kepolisian Malaysia. Saat ini, lanjut Tito, yang bersangkutan sudah diamankan di Polda Metro Jaya.
"Kemungkinan hari ini atau besok akan dideportasi ke Malaysia," ujarnya.
Sebagai informasi, kasus korupsi pengelolaan dana pemerintah 1Malaysia Development Berhad (1MDB) tersebut melibatkan mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Perusahaan investasi milik negara Malaysia itu dibentuk oleh Najib pada 2009, dan ia mengepalai dewan penasihat 1MDB sampai tahun 2016. 1MDB berfokus pada proyek-proyek pembangunan strategis di bidang energi, properti, pariwisata, dan agrobisnis.
Umumnya, sovereign wealth fund didanai oleh cadangan devisa bank sentral yang berasal dari surplus anggaran dan perdagangan, serta pendapatan dari ekspor sumber daya alam.
Malaysia yang tidak memiliki dana yang cukup saat mendirikan 1MDB, akhirnya membuat pengelolanya menggalang dana dengan cara menjual obligasi dan melakukan usaha gabungan (joint venture) dengan pihak asing. Bankir muda Malaysia bernama Low Taek Jho atau dikenal dengan sebutan Jho Low, sahabat karib Riza Aziz yang merupakan anak tiri Najib, ikut membantu pembentukan 1MDB.
Mengutip Reuters, 1MDB memperoleh dana miliaran dolar dari obligasi untuk digunakan di proyek investasi dan usaha gabungan antara tahun 2009 dan 2013. Sayangnya, uang tersebut justru dimanfaatkan untuk pencucian uang dan memperkaya diri sendiri oleh para petinggi dan pihak terkait.
Departemen Kehakiman (Department of Justice/DoJ) Amerika Serikat (AS) mengatakan, setidaknya uang sebanyak US$4,5 miliar ditransfer ke akun-akun bank luar negeri dan perusahaan cangkang, sebutan untuk perusahaan aktif yang nampaknya tidak memiliki usaha atau aset. Sebagian besar malah disebut berpindah tangan ke rekening bank Jho Low, yang terkenal dengan gaya hidup mewahnya.
Skandal korupsi ini kali pertama mencuat ke publik ketika harian The Wall Street Journal melaporkan dana sejumlah US$680 juta berpindah dari 1MDB ke rekening pribadi Najib. Transaksi tersebut terlacak dari dokumen yang dilihat oleh The Wall Street Journal.
Najib membantah dugaan tersebut, didukung oleh pernyataan Jaksa Agung yang mengatakan uang tersebut adalah donasi resmi dari Pemerintah Arab Saudi dan sudah dikembalikan. Hingga saat ini Najib masih mengelak terlibat dalam skandal ini.
Namun, DoJ memberi pernyataan berbeda. Departemen mengungkapkan dana dari 1MDB digunakan untuk membeli perhiasan istri Najib dengan nilai mendekati US$30 miliar, termasuk berlian merah muda langka 22 karat yang dipasang di kalung seharga US$27,3 juta, dan aset mewah lainnya.