Diusir karena Bikin Onar, Ini Alasan Ratna Sarumpaet ke Toba
- repro youtube
VIVA – Ratna Sarumpaet diusir keluarga korban kapal tenggelam di Danau Toba, Samosir, Sumatera Utara, karena membuat keonaran, saat ada dialog keluarga korban dengan Menteri Koordiantor Maritim, Luhut Binsar Panjaitan.
Menurut Ratna, dia bukan mau membuat onar. Tetapi, ingin menyampaikan keberatannya atas rencana penghentian pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun.
Sebab, menurut Ratna, seharusnya operasi pencarian tak dihentikan sampai seluruh jasad seluruh penumpang yang hilang bisa ditemukan dan dievakuasi dari dasar danau.
"Kalau waktu pencarian kita hitung kemarin, sudah lebih dari 12 hari. Tetapi, ketika waktu itu saya lihat mereka bicara di beberapa TV mengatakan, ada wacana pencarian akan dihentikan. Saya pribadi langsung gusar dan saya putuskan, Aku berangkat deh dan saya berangkat kemarin ke sini," kata Ratna, Senin petang di Medan, Senin 2 Juli 2018.
Ratna mengklaim, kehadirannya di Pelabuhan dan Posko Terpadu di Tigaras, di waktu yang tepat, dengan kondisi Basarnas dan Tim SAR Gabungan akan melakukan penghentian pencarian ratusan korban yang masih dinyatakan hilang hingga saat ini.
"Kalau buat saya, cara melihat persoalan kemanusiaan seperti itu. Makanya kemarin, saya berangkat. Apa adanya bawa tenda dan bantuan apa yang bisa kita berikan. Tetapi, ternyata bantuan yang paling penting menurut saya advokasi," kata Ratna.
Sang aktivis itu mencoba mencari keberadaan keluarga korban untuk dilakukan advokasi, agar pencarian para korban tetap dilakukan. Apalagi, sejumlah titik keberadaan diduga korban dan bangkai Kapal Sinar Bangun sudah ditemukan.
"Baru kita tahu, rupanya rapat di Kantor Bupati dan itu di rapat ternyata sudah diputuskan pencarian akan dihentikan. Dengan diberhentikannya, akan diberikan asuransi per satu nyawa Rp60 juta. Lalu, akan dibangun monumen supaya nanti ziarah ke monumen," kata Ratna.
Ratna menilai, nyawa manusia tidak bisa diganti materi berupa uang santunan. Kemudian, ia mengungkapkan, tidak semudah itu Pemerintah untuk memutuskan penghentian pencarian korban dan keluarga korban diminta untuk mengikhlasinya.
"Kalau buat aku, itu menggampangkan banget. Mana mungkin, karena kayak mana sih kita mengukur nyawa manusia. Kita harus ingat bentul, kejadian di Danau Toba itu bukan bencana alam. Itu bencana yang terjadi, karena kesalahan manusia, termasuk kesalahan penumpang. Tetapi, terutama kesalahan pemerintah dalam mengawal peraturan, dan pelayanan," kata Ratna.
Baca: Baca: Bikin Onar, Ratna Sarumpaet Diusir Warga Danau Toba