Senin Pagi, Gunung Agung Tiga Kali Erupsi

Gunung Agung Meletus Kembali
Sumber :
  • ANTARA Foto/Nyoman Budiana

VIVA – Gunung Agung kembali erupsi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat gunung setinggi 3.142 mdpl itu tiga kali mengalami erupsi.

Lereng Gunung Agung Terbakar, BPBD Bali: Asap Tipis Masih Terlihat

Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana membenarkan aktivitas Gunung Agung itu.

Devy menjelaskan, letusan pertama terjadi pada Senin 2 Juli 2018 pukul 06.19 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 meter di atas puncak Gunung Agung.

Pendaki Lansia Ditemukan Tewas di Puncak Gunung Agung, Jasad Ditemukan WNA

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 18 mm dan durasi ± 3 menit 47 detik.

Erupsi susulan terjadi pada pukul 06.41 Wita dan 06.55 Wita dengan tinggi kolom abu masing-masing teramati setinggi ± 1.000 meter dan 700 meter di atas puncak Gunung Agung. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

Merugi, Seluruh Outlet Toko Buku Gunung Agung Bakal Ditutup Akhir 2023

Kedua erupsi susulan ini terekam di seismogram masing-masing dengan amplitudo maksimum 18 mm dan 20 mm, durasi ± 2 menit 11 detik dan ± 2 menit 38 detik.

Saat ini, Gunung Agung berada pada status siaga atau level III. PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, serta tidak melakukan aktivitas apa pun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi serta dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

PVMBG juga merekomendasikan masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan. Kondisi ini berpotensi terjadi pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.

Areal landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya