Pemberian Santunan Korban KM Sinar Bangun Dipercepat
- ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
VIVA – Pemerintah Indonesia akan segera memberikan santunan kepada seluruh korban Kapal Motor Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara, Senin 18 Juni 2018, lalu. Santunan akan diberikan kepada korban selamat maupun meninggal dunia, serta korban yang masih dinyatakan hilang.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi mengatakan, pemberian santunan akan dipercepat untuk disalurkan kepada keluarga korban atau ahli waris.
"Saya datang ke sini mendapat pesan dari Menteri Perhubungan bahwa kita ingin percepatan memberikan santunan kepada korban," kata Budi kepada wartawan saat melakukan kunjungan di Parapat, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Minggu 1 Juli 2018.
Budi menjelaskan, santunan yang diberikan pemerintah akan disalurkan melalui Jasa Raharja. "Kita sudah koordinasi dengan Jasa Raharja dan lembaga terkait. Sudah didata dan diklarifikasi jumlahnya," tutur Budi.
Untuk menerima dana santunan, Kemenhub juga akan bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk mengeluarkan surat keterangan. Sehingga, dana bantuan akan diterima dengan tepat sasaran, yang merupakan keluarga korban atau ahli waris.
Di sisi lain, Kemenhub akan terus melakukan penataan terhadap seluruh pengelolaan kapal motor penyeberangan di Danau Toba, melalui program Bulan Tertib Keselamatan Pelayaran di Danau Toba, Sumatera Utara. Hal itu, dilakukan agar insiden KM Sinar Bangun tidak terulang kembali di kemudian hari.
"Tujuan kami dalam kunjungan ini adalah mengubah mindset masyarakat tentang keselamatan penyeberangan," ujarnya menambahkan.
Budi mengatakan, sebagai program penataan kapal motor penyebrangan di Danau Toba, setiap kapal motor harus memiliki jaket pelampung, manifes, tidak melakukan pelayaran dengan kelebihan muatan dan mengikuti peraturan yang ada, termasuk kondisi cuaca. "Jangan sampai kita pemerintah kalah dengan keadaan," tutur Budi.
Sampai saat ini, proses pencarian masih dilakukan Basarnas bersama tim gabungan. Pencarian baru mampu mengevakuasi 24 orang. Dimana, 21 orang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat dan 3 orang dalam keadaan meninggal dunia. Kemudian, 164 orang masih dinyatakan hilang. (mus)