300 Personel Dikerahkan untuk Evakuasi Benda Diduga KM Sinar Bangun
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Basarnas akan melakukan proses evakuasi dengan Remotely Operated Vehicle atau ROV dan Pukat Harimau milik nelayan, untuk mengangkut obyek benda diduga bangkai Kapal Motor Sinar Bangun. Alat pukat harimau ini didatangkan langsung dari Kota Sibolga dan Belawan, Medan, Sumatera Utara.
Dalam prosesnya, kapal besar itu ditarik dengan menggunakan pukat harimau dibantu dengan kapal besar. Proses penarikannya dengan kondisi kedalaman mencapai 490 meter.
"Kita berusaha segala cara sudah dilakukan, di permukaan air juga menggunakan perahu karet untuk penyisiran. Kita harapkan saja, mudah-mudahan maksimal alat ini ROV dan pukat harimau," kata Kepala Kantor SAR Medan, Budiawan kepada wartawan Kamis siang, 28 Juni 2018.
Dia menjelaskan, untuk pencarian hari ini mendapatkan bantuan 300 personel. Penambahan personel ini diturunkan untuk proses pengoperasionalan pukat harimau dengan pengangkatan benda besar diduga bangkai KM Sinar Bangun.
Kemudian, mengerahkan tiga helikopter dari Basarnas, Polri, dan Pemerintah Kabupaten Simalungun, untuk menyisir dan memantau lokasi pencarian dari udara.
"Banyak didukung untuk menggunakan pukat harimau. Kita juga dapat bantuan relawan dari Pemkab Samosir, 50 personel. Kekuatan kita harus ditambah, karena alat pukat harus banyak yang menariknya," tutur Budiawan.
Budiawan mengungkapkan, masa pencarian dan evakuasi korban Kapal Motor Sinar Bangun sudah berakhir, Rabu kemarin, 27 Juni 2018. Namun, Basarnas memperpanjang kembali pencarian dan evakuasi, sejak hari ini hingga hari kedepan, Sabtu 30 Juni 2018.
"Ini proses perpanjangan yang kedua. Ini pencarian hari ke-11. Operasi perpanjangan dilakukan sore kemarin, pukul 18.00 WIB dari Kepala Basarnas, Muhammad Syaugi itu menyatakan perpanjangan yang kedua dari tanggal 28 hingga 30 Juni," sebut Budiawan. (asp)