Pilkada Papua, Perang Kandidat dengan Karier Politik Moncer
- VIVA/Banjir Ambarita
VIVA – Dua pasangan kandidat yang merupakan putra daerah, akan berlaga dalam pilkada Papua yang digelar hari ini, Rabu 27 Juni 2018. Para kandidat telah memulai proses pilkada sejak enam bulan lalu untuk menarik suara dari 3,1 juta pemilih di Papua.
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Papua untuk periode 2018-2023 itu adalah Lukas Enembe-Klemen Tinal (Lukmen) serta pasangan John Wempi Wetipo-Habel Melkias Suwae (Josua).
Lukas Enembe dan Klemen Tinal, adalah kandidat nomor urut 1. Mereka pasangan incumbent yang telah memimpin Papua sejak 2013-2018. Pasangan ini mendapat dukungan dari Partai Demokrat, Golkar, Nasdem, Hanura, PAN, PKB, PKS, PKPI, PPP dan PBB yang memiliki 24 kursi.
Pasangan ini mengusung visi misi dan prioritas pembangunan dengan tetap melanjutkan Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera yang berkeadilan.
Sementara pasangan Jhon Wempi Wetipo dan Habel Melkias Suwae, mendapat nomor urut 2. Mereka didukung koalisi Papua Cerdas, yaitu PDIP dan Gerindra, dengan 13 kursi.
Visi misi pasangan Josua adalah terwujudnya masyarakat Papua yang cerdas, damai dan berdikari dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Rekam Jejak Kandidat
Lukas Enembe adalah PNS di Kantor Sospol Pemerintah Kabupaten Merauke tahun 1997. Dia kelahiran Kembu, Tolikara, Papua pada 27 Juli 1967. Setelah menempuh studi di Australia dari 1998 hingga 2001, dia terjun ke dunia politik dan terpilih menjadi Wakil Bupati Puncak Jaya 2001-2005. Memiliki karir moncer, menjabat Ketua DPD Partai Demokrat, dia terpilih menjadi Bupati Puncak Jaya.
Sementara itu pasangan Lukas-Klemen juga memiliki karier yang gemilang. Pria kelahiran Puncak Papua itu bekerja Administrative Supervisor PT Freeport Indonesia pada tahun 1993 sebelum terjun di dunia politik.
Sebagai kader Partai Golkar, dia kemudian berlaga di pemilihan Pilkada Kabupaten Mimika. Menjabat dua periode dari 2002-2006 dan 2008-2013, Lukas dan Klemen kemudian ditetapkan sebagai Gubernur Papua oleh KPU Provinsi Papua pada Februari 2013. Kini keduanya bertarung kembali.
Calon incumbent itu juga bukan melawan orang sembarangan. John Wempi Wetipo adalah Bupati Jayawijaya dua periode, 2008-2018. Dia adalah kader PDI Perjuangan tulen. Memulai karier sebagai PNS pada 1996, kinerjanya sangat diapresiasi saat menjabat sebagai bupati. Berbagai penghargaaan kerap dia terima. Seperti dari KPK soal Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), juga dari Kementerian Keuangan karena mendapat penilaian tertiggi dari BPK soal pengelolaan keuangan di Kabupaten Jayawijaya pada 2007.
Sementara Habel Melkias adalah Bupati Jayapura periode 2001-2011. Pria kelahiran Dapapre, Jayapura, Papua, 28 Mei 1952 itu menduduki sejumlah jabatan saat menjadi PNS di Pemerintah Kabupaten Jayapura, antara lain Kepala Seksi Pembinaan Umum dan Masyarakat Kantor Sosial Pemerintah Kabupaten Jayapura hingga Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Jayapura.
Pria kelahiran Dapapre, Jayapura, Papua, 28 Mei 1952, itu mengawali kariernya sebagai PNS di Pemerintah Kabupaten Jayapura. Dia pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Pembinaan Umum dan Masyarakat Kantor Sosial Pemerintah Kabupaten Jayapura hingga Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Jayapura.
Pada 1999, dia terpilih menjadi Ketua DPRD di Kabupaten Jayapura. Pada 2001, dia terpilih menjadi Bupati Jayapura dan menduduki jabatan itu untuk dua periode.
Papua Tingkat Kerawanan Tertiggi
Badan Pengawas Pemilu telah mengategorikan Papau sebagai provinsi dengan indeks kerawanan pemilu tertinggi pada pilkada 2018. Nilai indeks kerawanan di Papua hingga 3,41. Ini karena partisipasi pemantau pemilu dan perlindungan terhadap hak pemilih yang minim.
Polda Papua akan mengerahkan 14 ribu lebih personel. Termasuk 2.800 personel TNI dan sekitar 4.000 personel Perlindungan Masyarakat. Secara khusus, Polri menyebut ada empat daerah paling rawan: Jayawijaya, Kabupaten Puncak, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Paniai.
Kepala Kepolisian Daerah Papua, Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, menyampaikan, gangguan keamanan yang paling menjadi perhatian adalah gangguan dari kelompok bersenjata.
Kurang dari sepekan dari hari pemungutan suara, aksi penembakan terjadi di Papua. Pesawat jenis Twin Otter milik maskapai Dimonim Air dengan register PK-HVU ditembaki orang tak dikenal saat tengah mendarat di Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga, Pegunungan Papua, Jumat, 22 Juni 2018, sekira pukul 13.05 WIT.
Pada Senin, 25 Juni 2018, aksi penembakan kembali terjadi. Baku tembak TNI dan Polri dengan Tentara Organisasi Papua Merdeka di bawah pimpinan Eginus Tabuni, pecah usai penembakan pesawat Trigana Air PK-YRU jenis Twin Otter di Bandara Kenyam Kabupaten Nduga, Papua. Tiga warga dilaporkan tewas dalam insiden tersebut.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan, serangan bersenjata diduga kuat terkait pelaksanaan pilkada. Kelompok bersenjata sering dimanfaatkan atau juga ikut memanfaatkan situasi pilkada.