SAR Temukan Fakta Baru Danau Toba saat Cari Kapal Tenggelam

KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba.
Sumber :
  • Repro Facebook

VIVA – Badan SAR Nasional menurunkan alat utamanya dengan teknologi canggih untuk mengidentifikasi keberadaan bangkai Kapal Motor Sinar Bangun, yang tenggelam di Perairan Danau Toba, Sumatera Utara.

Aquabike 2024 Danau Toba, Pemprov Sumut Dukung Anggaran Rp15 Miliar

Alat canggih itu yakni dua unit Multibeam Scanning Sonar dengan daya selam masing-masing 600 meter dan 2.000 meter. Alat tersebut langsung didatangkan dari Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau.

Kepala Basarnas, M Syaugi menjelaskan bahwa kedua alat tersebut saat ini sedang diinstal untuk menjalani fungsinya mengidentifikasi benda di danau vulkanik terbesar di Asia Tenggara itu.

100 Pembalap dari 30 Negara Siap Bertarung dan Juarai Aquabike Danau Toba 2024

"Harapan saya dengan alat baru ini bisa melihat kapal itu di mana. Kalau kedalaman ini tidak lebih dari 2 ribu pasti bisa. Mudah-mudahan kalau ini siap, kita kerjakan itu," ucap Syaugi, Sabtu, 23 Juni 2018.

Hingga saat ini, belum ada lagi korban Kapal Motor Sinar Bangun ditemukan. Dengan kehadiran alat tersebut diharapkan bisa memberikan petunjuk baru pencarian dan evakuasi seluruh korban.

Pemprov Sumut Matangkan Persiapan Penyelenggara Aquabike 2024 di Danau Toba

"Dengan menggunakan dua alat scan sonar ini, wilayah ini akan kita sapu karena alat ini sangat canggih," ujar Syaugi.

Saat ini tim SAR gabungan tetap menggerakkan alat Scan Sonar  milik Disposal Mabes TNI Angkatan laut dengan jarak deteksi 600 meter.  Dalam usaha itu ditemukan fakta baru bahwa ternyata kedalaman Danau Toba lebih dari data sebelumnya.

"Padahal saya lihat di peta keselamatan maksimal Danau Toba 550 meter, ternyata setelah didalami melebihi 600 meter," katanya.

Ia mengatakan bila nantinya kedua scan sonar tersebut tidak mampu mendeteksi keberadaan kapal, yang diduga di dalamnya masih terdapat penumpang yang hilang, pihaknya akan kembali mengevaluasi tahap demi tahap sejak hari pertama.

"Penyelam maksimal cuma 50 meter. Setelah hari ketiga kita gunakan Remote Operated Vehicle (ROV) jarak 300 meter juga belum bisa melihat. Kemudian kita gunakan lagi alat multibeam scanning sonar yang 600 meter juga tidak bisa melihat. Makanya kita datangkan lagi multibeam scanning sonar yang bisa mendeteksi jarak 2 ribu meter," kata Syaugi.

Sementara itu, tim SAR gabungan baru berhasil mengevakuasi 22 korban. Dengan perincian 19 orang ditemukan selamat, 3 orang dalam keadaan meninggal dunia. Kemudian, 184 orang masih dinyatakan hilang sampai saat ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya