Fahri Hamzah Bongkar Persekongkolan Dekat Jokowi

Fahri Hamzah bersama Presiden Jokowi.
Sumber :
  • Repro Instagram

VIVA – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI, Fahri Hamzah, mengungkapkan muncul persekongkolan sekelompok orang yang selama ini dekat dengan Presiden Joko Widodo.

Prabowo Minta Menteri Tidak Ragu Copot Anak Buah yang Bikin 'Ribet' Rakyat

Kemunculan persekongkolan itu disampaikan langsung oleh Fahri kepada Presiden Jokowi melalui pesan tertulis dalam ucapan selamat ulang tahun yang disiarkan melalui Instagram.

Dalam pesan itu, awalnya Fahri Hamzah menyebut bahwa selama ini setiap kali bertemu dengan Presiden Jokowi, dia tak pernah membicarakan masalah pribadi, tapi selalu membahas persoalan negara.

Iring-iringan Jokowi Lewati Dukuh Atas, Warga Teriak: Terima Kasih Pak Jokowi

Menurut Fahri, beberapa kali dia memberikan usulan kepada Presiden Jokowi, tapi sayangnya usulan itu selalu mentah karena ada persekongkolan yang memblok usulan itu.

Fahri mengatakan, secara pribadi dia menilai Presiden Jokowi merupakan sosok orang sederhana dan lugu. Karena bukan berasal dari kalangan elite dan tentara.

Apa Istimewanya Mobil yang akan Digunakan Presiden Jokowi Pulang ke Solo

Persekongkolan orang di sekitar Presiden Jokowi itu muncul, karena Presiden Jokowi tidak mengenal secara detail orang-orang yang berada dekat dengannya saat ini. Hal itu membuat Presiden Jokowi seolah tak bisa mengendalikan keadaan.

Bahkan, kata Fahri, dua program andalan Presiden Jokowi, yakni poros maritim dan revolusi mental hanya tinggal kenangan saja. Banyak kebijakan lahir justru bukan dari keputusan Presiden Jokowi.

Berikut pesan Fahri ke Presiden Jokowi:

SELAMAT MILAD PAK JOKOWI. KADO TERBAIK UNTUK BAPAK ADALAH KRITIK.

Selamat Pak Presiden #Milad57JKW semoga makin sadar melampaui kesadaran.
Ini catatan kecil saya kepada presiden RI. Kadang agak pribadi tapi kadung ia memimpin negeri.

Saya merasa, beda usia saya persis berbeda 10 tahun (saya masih 46 pak Jokowi 57), saya lebih muda, tapi lebih 20 tahun ini saya telah tidak saja membaca tetapi mengalami politik dan persoalan negara.
Saya merasa menjadi saksi jatuh dan bangunnya pemimpin sejak 1998.

Mewakili publik, kita juga semakin tahu cara menilai pemimpin, sejak ia naik sampai ia turun maksimal 10 tahun.
Jadi menilai pak @jokowi rasanya kita akan semakin objektif. Maka, jika kita berterus terang ini adalah terus terang yang benar. Ini waktunya menilai.

Saya juga merasa telah memenuhi hak presiden untuk mendengar langsung dari saya. Setiap bertemu presiden, saya tidak pernah bicara urusan pribadi.
Persolan negara telah disampaikan apa adanya. Dan menjadi tahu secara lebih dalam dan apa adanya presiden kita.

Presiden kita memang sederhana, lugu, dari kampung, bukan elite, bukan tentara, berilmu apa adanya, dll.
Tapi itu semua bukan syarat pemimpin. Dalam hal ini kita salah, sebab kepemimpinan pada level negara memiliki kualifikasi yang tidak sederhana, dan tidak mudah.

Pemimpin negara memiliki persyaratan lain yang bisa jadi tidak ada pada presiden @jokowi dan karenanya sistem di sekitar presiden harus menjaminnya. Itu lagi, presiden tetap yang berkewajiban memasang sistemnya.

Kelemahan paling mendasar presiden @jokowi adalah karena semua kelebihannya justru menjadi sebab kelemahannya yang paling mendasar.
Beliau gak kenal orang sehingga di sekitarnya tumbuh persekongkolan yang membuatnya nampak tidak mengendalikan keadaan.

Berkali saya melacak, kenapa suatu kebijakan lahir, umumnya saya temukan bukan merupakan keputusan genuine presiden @jokowi.
Bahkan tema kampanye berubah. Dua isu awal; poros maritim dan revolusi mental kini tinggal kenangan. Di tengah jalan beliau asik bikin jalan.

Berkali presiden mengusulkan sebuah tindak lanjut dari percakapan tapi sayangnya ada blok di lingkaran.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya