Pemindai Bawah Air TNI AL Mulai Cari Bangkai KM Sinar Bangun
- ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
VIVA – Detasemen Jalamangkara (Denjaka) TNI Angkatan Laut sudah bergabung dengan Tim SAR Gabungan untuk melakukan pencarian dan evakuasi korban Kapal Motor Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara.
Selain Denjaka, TNI AL juga menurunkan Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Batalion Intai Amfibi (Taifib).
"Personel dari Denjaka ada 10 orang. Taifib 12 orang dan Kopaska 10 personel," kata Kepala Kantor SAR Medan, Budiawan, kepada wartawan, Jum'at siang, 22 Juni 2018.
Di samping personel, TNI AL juga mengerahkan alat canggih untuk memindai bangkai KM Sinar Bangun. Alat tersebut berupa scan sonar dan multibeam side scan sonar yang didatangkan langsung dari Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).
"Kemarin sore sudah hadir di sini dan dilakukan persiapan terus tinggal pergerakan saja. Kita maksimalkan alat ini dengan persiapan yang matang agar lebih efektif. Kita harapkan kapal-kapal yang ada di daerah penyisiran jangan berlayar dulu," jelas Budiawan.
Kemudian, alat dan perahu dipastikan sudah mencukupi untuk petugas yang melakukan penyisiran dan penyelaman. Wilayah pencarian korban penumpang dan KM Sinar Bangun juga diperluas dari 10 kilometer hingga 20 kilometer ke arah timur laut.
"Titik koordinat kita sudah berubah dari sebelumnya yang disampaikan Dinas Perhubungan tidak di sana. Kami sudah bergeser dengan menanyakan kepada nakhoda KMP Sumut II yang pada saat kejadian melihat dan menolong langsung. Jadi dia sudah memberikan koordinat yang positif di mana kapal itu tenggelam," kata Budiawan.
Sementara itu, Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL mengatakan 10 personelnya dikerahkan membantu pencarian dan evakuasi bangkai KM Sinar Bangun. Tim yang dipimpin Mayor Laut (P) Mustika Ari ini membawa peralatan survei hidro-oseanografi canggih.
Alat tersebut merupakan pendeteksi bawah air Multibeam Echosounder yang dapat mendeteksi kedalaman sampai dengan 500 meter, Side Scan Sonar dan Magnetometer.
Tim Pushidrosal akan melakukan survei Bathimetri, pencitraan dengan Side Scan Sonar serta deteksi dengan magnetometer di tempat lokasi kecelakaan KM Sinar Bangun di Danau Toba untuk mengetahui titik lokasi tenggelamnya kapal guna mendukung investigasi dan evakuasi kerangka kapal tersebut.
Meskipun ini bukan merupakan pekerjaan yang mudah, mengingat Danau Toba mempunyai kedalaman lebih dari 500 meter, namun dengan keahlian dan profesionalisme personel Pushidrosal didukung dengan peralatan canggih, diharapkan tugas tersebut dapat berjalan dengan sukses.
Seperti diketahui, akibat tenggelamnya KM Sinar Bangun, 184 orang masuk daftar hilang pencarian penumpang dari kapal tersebut. Hingga saat ini tim SAR gabungan sudah mengevakuasi 22 penumpang KM Sinar Bangun. Di mana 19 orang selamat, dan tiga penumpang lainnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.