Tragedi di Danau Toba, Kapolri: Periksa Dinas Perhubungan
- Puspen TNI
VIVA – Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menginstruksikan kepada penyidik kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di Perairan Danau Toba, Sumatera Utara, Senin 18 Juli 2018. Sebanyak 185 orang penumpang masih dicari dalam musibah ini.
Tito dengan tegas meminta kepada anggotanya untuk segera melakukan pemeriksaan terhadap Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Perhubungan Kabupaten setempat. Mereka dinilai lalai melakukan pengawasan seluruh kapal motor yang beroperasi di Danau Toba.
"Saya tidak akan segan-segan untuk meminta kepada penyidik jangan hanya nakhoda kapal. Tapi, juga sistemnya yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan," kata Tito kepada wartawan saat mengunjungi Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Kamis siang, 21 Juni 2018.
Tito menjelaskan akan melakukan penyelidikan terhadap sistem pengawasan yang dilakukan Dinas Perhubungan setempat yang memiliki tanggung jawab sepenuhnya atas operasi pelayaran KM Sinar Bangun.
Kemudian, untuk pemberangkatannya layak atau tidak ditetapkan oleh Syahbandar Dinas Perhubungan Kabupaten setempat.
"Tadi sudah jelas bahwa kapal di bawah 5 gros ton izin dan pengawasannya oleh Dinas Perhubungan Kabupaten. Untuk 5 ton hingga 300 ton itu oleh Dinas Perhubungan Provinsi. 300 ton ke atas oleh Kementerian Perhubungan. Nah berat KM Sinar Bangun 17 gros ton. Jadi untuk perizinan dan kelayakan itu menjadi kewenangan Dinas Perhubungan Provinsi," kata Tito.
Kelebihan Muatan
Polri mengungkapkan bahwa kelebihan muatan menjadi dugaan sementara kenapa Kapal Motor Sinar Bangun bisa karam di Danau Toba, Sumatera Utara. Kapal yang dibawa oleh nakhoda tembak itu mengangkut lebih dari 200 orang dan puluhan kendaraan bermotor.
Selain muatan yang tidak sesuai dengan kapasitas kapal, faktor cuaca buruk ikut membuat kapal yang berlayar dari Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dengan tujuan Tigaras Kabupaten Simalungun, itu dengan cepat karam.
"Sesuai informasi yang diketahui memang cuacanya sangat buruk, ombak yang datang dari sebelah kiri, pada saat dia (kapal) lurus dan menghadapi benturan dan kapal jatuh (tenggelam)," ujar Kapolres Simalungun, AKBP Marudut Liberty Panjaitan, kepada wartawan, Kamis siang, 21 Juni 2018.
Sementara itu, sampai hari ini, pencarian dan evakuasi dilakukan Tim SAR gabungan belum berhasil menemukan lagi korban. Proses pencarian terus dilakukan dan diperluas arealnya. Marudut mengungkapkan untuk saat ini, sebanyak 185 orang penumpang kapal dinyatakan masih hilang. Data ini diketahui dari keluarga korban yang melapor ke posko terpadu.
Usai kejadian, tim gabungan telah mengevakuasi sebanyak 21 orang. Di mana, 18 orang dievakuasi dalam kondisi selamat dan tiga orang meninggal.
"Sedangkan yang meninggal dunia 3 orang. Dua sudah diketahui identitasnya, satu lagi belum. Untuk muatannya lebih dari 200 manusia. Ditambah lagi, sekitar 60 kendaraan roda dua, sudah overload," katanya.
Sedangkan, nakhoda Kapal Motor Sinar Bangun, bernama Situa Sagala sudah diamankan pihak kepolisian di Markas Komando Polres Samosir. Menurut Tua Sagala, kapal tersebut dipinjamkan kepada seseorang, untuk dikemudikan dan membawa penumpang kapal itu.
Danau Toba adalah danau alam besar tekto-vulkanik yang menempati kaldera dari sebuah supervulkan. Danau ini memiliki ukuran panjang sekitar 100 kilometer, lebar sekitar 30 kilometer dan kedalaman hingga 505 meter atau 1.666 kaki. Sementara Kapal Motor Sinar Bangun saat ini karam pada kedalaman 400 meter di danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara ini.