Gara-gara Tol Baru, Arus Mudik-Balik di Jatim Campur Aduk
- Dokumentasi Roy
VIVA – Pengoperasian Tol Surabaya-Solo pada Lebaran Idul Fitri tahun 2018 mengubah pola mudik warga Jawa Timur. Banyak warga yang juga memilih mudik pada hari pertama dan seterusnya. Akibatnya, arus kendaraan padat dua arah sejak sehari setelah Lebaran atau Sabtu, 16 Juni. Di luar prediksi, ternyata arus mudik dan arus balik campur aduk.
Saat mudik, banyak yang memprediksi puncak arus kendaraan diperkirakan terjadi pada Rabu dan Kamis, 12-13 Juni 2018, atau H-2 dan H-1 Lebaran. Tetapi, dua hari itu jalanan di Jawa Timur ramai lancar. Tidak ada antrean berarti. Lonjakan penumpang di terminal angkutan darat, laut, dan udara juga tak sampai menimbulkan kepadatan berarti.
Rupanya, banyak warga yang mudik pada hari pertama atau setelah salat Idul Fitri pada Jumat, 14 Juni. Terutama kendaraan pribadi mulai memadati jalanan. Di jalur Tol Surabaya-Solo, antrean kendaraan dari arah Surabaya mulai terjadi di gerbang Tol Bandar, Jombang. Begitu pula di tol fungsional Kertosono-Wilangan.
Pada Jumat malam lalu, misalnya, dalam amatan VIVA antrean lebih dari satu kilometer terjadi di gerbang Tol Bandar. Lepas dari sana, arus lalu lintas ramai lancar sampai lepas Kota Madiun di Maospati, Magetan. Keluar dari Bandar, kendaraan terpecah di Simpang Mengkreng atau Kertosono. Ada yang ke arah Madiun dan Kediri.
Kepadatan berarti terjadi esoknya, Sabtu, 16 Juni. Saat itu, dua titik kemacetan terjadi dari siang sampai malam, yakni di jalur arteri Wilangan dan Kertosono. Itu terjadi karena kendaraan dari dari jalur tol dialihkan ke jalur arteri sesampainya di Wilangan, tepatnya di mulut keluar hutan Saradan. VIVA terjebak macet tiga jam lebih. Dari arah Surabaya juga terlihat padat merayap.
Pada Minggu sampai Senin, 17-18 Juni, Kepolisian Lalu Lintas dan instansi terkait akhirnya membuka jalur tol fungsional Wilangan-Kertosono dua arah, baik dari arah barat ke timur maupun sebaliknya. Tol fungsional dibuka tidak hanya siang, tapi sampai malam alias nonstop.
Itu dilakukan untuk mengurai kemacetan dua arah di jalur arteri di Simpang Mengkreng, Kertosono dan Wilangan. "Untuk mengurangi kepadatan di arteri, khususnya Mengkreng dan ruas arteri lainnya, (tol fungsional Kertosono-Wilangan) kita buka dua arah," kata Wakil Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar Polisi Muhammad Aldian, kepada VIVA.
Dia mengatakan, wajar kepadatan kendaraan terjadi saat Lebaran. Ada jutaan warga yang mudik ke kampung halaman atau balik dalam waktu bersamaan. "Namanya padat karena volumenya meningkat itu wajar, karena Lebaran jutaan warga bergerak. Meski padat yang penting (arus kendaraan) bergerak," katanya.
Hal yang perlu dicatat, kata Aldian, pola mudik-balik Lebaran di Jawa Timur tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Perkiraan waktu masa arus mudik dan arus balik justru bercampur alias bersamaan. “Karena ada orang mudik habis Lebaran. Yang masuk dan keluar Jawa Timur sama padatnya," ujarnya.
Yang paling signifikan setelah hari pertama, kata Aldian, ialah jumlah kendaraan yang dari arah Surabaya menuju ke barat. Dia menganalisis, perubahan pola mudik warga ini terjadi sejak Tol Surabaya-Solo dibuka. "Ada perbedaan semenjak adanya tol.” (mus)