Sitinjau Lauik, Rute Ekstrem bagi Pemudik Lintas Sumatera
VIVA – Sitinjau Lauik, adalah sebutan untuk ruas jalan sepanjang lebih kurang 15 kilometer pada jalan lintas Sumatera rute Kota Padang - Arosuka - Solok. Rute Sitinjau Lauik ini, juga merupakan salah satu rute nasional yang menghubungkan Sumatera Barat dengan sejumlah provinsi lainnya di Indonesia.
Disebut dengan Sitinjau lauik, karena dari sejumlah titik di jalan itu, para pengendara dapat dengan leluasa memandang laut sepanjang pantai barat dan keindahan Kota Padang dari atas ketinggian.
Merupakan jalur nasional, tentu saja membuat rute Sitinjau Lauik ini sangat padat. Seluruh jenis kendaraan seperti bus penumpang, truk, mobil pribadi, roda dua melintas setiap harinya. Bahkan, tak kurang sembilan ribu lebih kendaraan besar dan kecil menuruni dan mendaki di jalur ini setiap harinya.
Meski memberikan suguhan keindahan alam hutannya nan dibalut dengan udara sejuk, namun jalur Sitinjau Lauik, memberikan ancaman yang sangat besar. Belasan titik yang berpotensi longsor selalu menghantui pengendara yang melintas, terutama ketika curah hujan tinggi.
Selain longsor, ancaman lain yang menghantui pengendara yang melintas adalah kecelakaan. Tikungan tajam yang disambut dengan tanjakan tinggi, menjadi momok bagi setiap pengendara yang melintas.
Tak sedikit kendaraan besar bermuatan mengalami rem blong hingga memicu terjadinya tabrakan bahkan terjun bebas ke dalam jurang sedalam puluhan meter.
Sangat mengancam apabila tidak hati-hati, membuat membuat jalur Sitinjau Lauik ini dikenal sebagai rute maut dan paling ekstrem di Sumatera Barat. Tak sedikit angka kecelakaan yang terjadi di rute ini.
Walau demikian, pengendara juga tidak perlu begitu takut untuk melintas di rute ini. pasalnya, untuk meminimalisir tingkat kecelakaan, di beberapa tikungan tajam sudah diberdayakan beberapa anak muda yang disebut dengan istilah Pak Ogah.
Pak Ogah ini, merupakan pemuda binaan Satuan Lalu Lintas Polresta Padang. Mereka secara bergantian selama 24 jam berjaga dan mengatur arus lalu lintas di sejumlah tikungan tajam, seperti di panorama satu dan panorama dua pada rute Sitinjau Lauik ini.
Keberadaan Pak Ogah ini sangat menguntungkan bagi pengendara. Mereka dengan sigap akan menyetop kendaraan dari arah berlawanan, ketika ada truk besar yang hendak mendaki. Pasalnya, terutama di Panorama Satu dan Dua kendaraan dari arah Solok harus menahan diri dan memberikan ruang bagi truk yang melintas dari arah Padang.
Pendakian di dua titik ini sangat curam, truk besar harus membuang badan kendaraan ke arah kanan agar pendakian lebih mudah.
Pak Ogah juga akan segera melakukan upaya penahanan kendaraan dengan memberikan bantuan penyangga ban dari batu besar apabila ada truk besar atau kendaraan yang mati mendadak ketika mendaki.
Guna melakukan pengamanan dan antisipasi ancaman longsor dan menekan angka kecelakaan saat arus mudik dan balik pada tahun ini, Jajaran Kepolisian Daerah Sumatera Barat sudah menyiapkan beberapa posko yang juga didukung oleh BPBD dan dinas terkait.
Bahkan di beberapa titik yang dianggap sangat rawan longsor, sudah disiagakan alat berat sebagai bentuk antisipasi jika terjadi longsor.
"Kalau dari provinsi kita siapkan satu alat berat. Namun di masing-masing Kabupaten dan Kota juga menyiapkan alat berat sebagai antisipasi. Saat ini sudah ada dua alat berat yang siap beroperasi untuk kelancaran arus mudik dan balik lebaran tahun ini," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Rumainur, Rabu 6 Juni 2018.
Rumainur menghimbau, pengendra harus tetap fokus saat melintas di rute ini, terutama di saat curah hujan tinggi. Karena, ancaman longsor di rute ini cukup besar.
Jika merasa lelah dalam berkendara, sekiranya jangan terlalu memaksakan diri. Pengendara dapat singgah dan istirahat di kawasan rest area panorama dua.
Di sini, sembari beristirahat, para pengendara juga akan dimanjakan dengan pemandangan indah Kota Padang dan pantai barat Sumatera Barat.
Rute 'Tour De Singkarak'
Menyandang gelar rute terekstrem, pada tahun 2015, kali pertama ruas jalan Sitinjau Laut dijadikan lintasan event sport tourism Tour De Singkarak.
Digunakannya lintasan Sitinjau Laut, disamping menjual potensi destinasi wisata, juga memberikan tantangan baru bagi para pebalap. Ditambah lagi saat ini kondisi di lintasan tersebut sudah layak digunakan.
Walau dikenal sebagi medan yang cukup ekstrem, namun tidak ada pengamanan ekstra dari petugas maupun pihak penyelenggara. Semua prosedur pengamanan sama dengan lintasan lain. Hanya saja dihimbau kepada media yang melakukan peliputan, atau warga yang menonton untuk berhati-hati, karena di kawasan tersebut banyak jurang yang cukup curam.
Target utama dari diberlakukannya lintasan Sitinjau Laut, selain memberikan tantangan baru, juga sebagai media memperkenalkan destinasi wisata di kawasan tersebut kepada pebalap. Karena jika melewati kawasan itu, tak hanya dapat menikmati keindahan kota padang, namun juga dapat menikmati kesejukan dari hutan raya.
Panjangnya lintasan yang mendaki serta tikungan yang tajam, tak sedikit pebalap yang gugur dan gagal menyelesaikan lintasan pada etape jalur Sitinjau Lauik ini.
Namun demikian, sejak tahun 2015 hingga kini, rute Sitinjau Lauik juga merupakan rute favorit pebalap handal, karena memiliki rintangan yang besar. (mus)