PMI Aceh Kutuk Penembakan Razan Najjar, Paramedis Palestina
- REUTERS/Mohammed Salem
VIVA – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Lhokseumawe, Aceh mengutuk keras atas penembakan yang dilakukan oknum militer terhadap petugas medis Palestina Razan Al-Najar, saat saat sedang melakukan pekerjaannya di jalur Gaza.
Ketua PMI Kota Lhokseumawe Junaidi Yahya mengatakan, penembakan tersebut sangat tidak bisa ditolerir, apalagi mereka bekerja hanya untuk kemanusian dan bukan untuk ikut perang.
"Kami mengutuk keras atas penembakan yang dilakukan oknum militer terhadap Razan Al-Najar, yang merupakan petugas medis yang sedang melakukan tugasnya. Ini merupakan salah satu bentuk kejahatan perang dan tidak bisa ditolerir lagi," ujar Junaidi Yahya saat di konfirmasi, Senin 4 Mei 2018.
Saat sekarang ini, kata dia, sudah 123 tenaga medis yang bertugas di Palestina ditembak dan dibom, hal tersebut sudah tergolong dalam kejahatan perang, serta telah memenuhi unsur pelanggaran HAM Berat.
PMI Lhokseumawe mendorong agar Hukum Humaniter Internasional atau yang disebut sebagai Hukum saat Konflik agar bisa ditegakkan dengan baik, petugas medis yang termasuk dalam Palang Merah Internasional ataupun, Perhimpunan suka rela atau Relawan harus dihormati dan dilindungi.
Konvenis Jenewa I 1949 dalam Pasal 24 disebutkan, Anggota dinas kesehatan yang dipekerjakan khusus untuk mencari atau mengumpulkan, mengangkut atau merawat yang luka dan sakit, atau untuk mencegah penyakit dan staf yang dipekerjakan khusus dalam administrasi kesatuan dan bangunan kesehatan harus dihormati dan dilindungi dalam segala keadaan.
Sebelumnya, seorang paramedis relawan berusia 21 tahun, Razan Najjar, tewas ditembak mati militer Israel di perbatasan Israel-Palestina, Jumat lalu.
Najjar mengenakan jilbab berwarna biru gelap dan mantel putih dengan logo Perkumpulan Bantuan Medis Palestina, saat menjadi sukarelawan. Ia berperan membantu mengevakuasi dan mengobati korban luka-luka selama kekerasan lintas perbatasan.
Sementara itu militer Israel mengatakan pasukannya beroperasi sesuai dengan prosedur standar operasi dan mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki insiden tersebut.
Najjar adalah korban perempuan kedua, dari sekitar 115 korban tewas, sejak aksi protes perbatasan yang mematikan dimulai pada akhir Maret.
Tanggal 14 Mei lalu ketika protes memuncak atas pembukaan Kedutaan Amerika Serikat di Yerusalem, seorang gadis berusia 14 tahun bernama Wessal Sheikh Khalil menjadi pemrotes wanita pertama yang ditembak mati.