Ungkapan Getir Jokowi Diisukan Lagi Anak PKI: Sedih!

Presiden Joko Widodo menyampaikan paparan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Presiden Joko Widodo mengulangi klarifikasinya seputar rumor yang menyebutkan bahwa dia anggota Partai Komunis Indonesia atau PKI dan kedua orang tuanya adalah simpatisan partai itu.

M Taufik Bantah Pendukung Prabowo-Sandi Ikut Serta dalam Aksi 22 Mei

Jokowi sesungguhnya telah berulang kali mengoreksi isu yang ditujukan untuk merusak citranya itu. Namun kali ini dia menegaskan lagi karena isu itu terus-menerus diembuskan oleh orang-orang tak bertanggung jawab.

Kepala Negara menandai penyebaran isu itu selalu saja terjadi menjelang atau bersamaan dengan momentum politik nasional, seperti pemilu legislatif dan pemilu presiden. Kali pertama muncul menjelang pemilu tahun 2014 dan sekarang diembuskan lagi menjelang pemilu tahun 2019.

Sikapi Pemilu 2019, Hayono Isman: Indonesia Dibangun atas SARA

Dia mengingatkan bahwa kabar itu jelas sekali bohong dan tentu saja tak masuk akal. Bagaimana mungkin, katanya bertamsil, dia yang lahir tahun 1961 diisukan anak anggota PKI, sementara partai itu dibubarkan pada tahun 1965.

"Ini logika seperti ini, masyarakat harus tahu, jangan sampai isu itu dikembangkan untuk membunuh karakter seseorang. Baik itu di pemilihan bupati, wali kota, gubernur, atau pilpres," kata Jokowi dalam pidatonya pada acara pembagian sertifikat di Asrama Haji Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis, 31 Mei 2018.

Pasukan TNI Ajak Buka Puasa Bersama Massa Pendemo

Isu lain, Jokowi mengulangi lagi klarifikasinya, ialah ayahnya disebut beretnis Tionghoa-Singapura. Padahal ayah dan ibu Jokowi masing-masing berasal dari Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali.

Jokowi berujar getir menanggapi penyebaran isu yang terus-menerus itu, "Sedih. Itu adalah proses pesta demokrasi yang tidak mencerdaskan kita."

Seharusnya, katanya, kontestasi pemilu tidak mengedepankan isu-isu rasial seperti itu, tapi beradu program, ide, dan prestasi. Rakyat pun diarahkan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam adu konsep dan gagasan.

Mengingat Jawa Barat dan Bekasi pada 2018 juga menyelenggarakan pemilu, ia berharap tidak menggunakan isu-isu sensitif tentang suku, agama, ras, dan antargolongan. Masyarakat harus memilih pemimpin yang menurut mereka terbaik sesuai dengan pengetahuan dan hati nurani masing-masing.

Mahfud MD saat menghadiri diskusi KAHMI Kota Malang di Hotel Savana. (Foto: Imadudin M/Times Indonesia)

Mahfud MD: Keputusan Sudah Ada, Negara Harus Terus Jalan

Sudah tidak perlu ada perdebatan tentang Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

img_title
VIVA.co.id
30 Juni 2019