Saksi-saksi Penting Kasus E-KTP Tercecer Bicara di ILC tvOne
- Istimewa
VIVA – Sebulan menjelang hari pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah serentak 2018, publik dikejutkan dengan insiden tercecernya kartu tanda penduduk berbasis elektronik atau e-KTP.
Ribuan keping e-KTP berserakan di Jalan Simpang Salabenda, Desa Parakan Jaya, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Sabtu siang, 26 Mei 2018. Selain di Jalan Simpang Salabenda, ribuan e-KTP juga ditemukan tercecer di Jalan Raya Sawangan, Depok.
Jatuhnya beberapa kardus berisi e-KTP dari sebuah truk bak terbuka di Jalan Simpang Salabenda dan Jalan Sawangan itu akhirnya menjadi masalah dan mengundang pertanyaan.
Kementerian Dalam Negeri mengakui ada kelalaian dalam kejadian ini. Komisi II DPR langsung bergerak dan melakukan sidak di gundang milik Kemendagri di Bogor. Ditemukan banyak KTP elektronik yang meski dinyatakan rusak namun secara kasat mata baik-baik saja. Banyak yang menuding ini KTP eloktronik ganda.
Dalam program Indonesia Lawyers Club tvOne, Selasa malam, 29 Mei 2018, kejadian ini coba dikupas dengan tema 'Melacak Misteri Tercecernya Ribauan E-KTP'. Subur Marzuki, seorang warga yang menjadi saksi kejadian ini membuka diskusi. Dia menyaksikan apa yang terjadi saat e-KTP itu ditemukan tercecer.
"Saya memang ada di TKP di daerah Salabenda. Saya sebagai buruh angkutan atau ojek, saya lihat sopir yang membawa mobil angkel biru. Pak KTP berhamburan di jalan. Pas saya tengok memang itu KTP," katanya.
Subur menjelaskan, ada ratusan yang tercecer, dan ada yang masih terikat dengan lakban. Dia membantu mengumpulkan dan membawa ke tempat yang aman.
"Mobil biru ditutup terpal oranye. Saya lihat dari jauh KTP itu berjatuhan. Saya mengamankan agar KTP tidak rusak, modelnya baru, masa berlakukan saya tidak membaca, juga ada itu KTP Sumatra Selatan. Setelah 40 meter, sopir truk kemudian berhenti," katanya.
Sementara itu, Juri, sopir truk pengangkut e-KTP itu menjelaskan, e-KTP itu dibawa dari kantor Mendagri di Pasar Minggu. Mengenai kalau ternyata belakangan isinya adalah KTP, dia tidak tahu. Tapi ada bangku dan lemari yang diangkut. Kardus dan karung yang dia angkut juga tidak dia ketahui kalau itu ternyata isinya e-KTP.
"Saya tugasnya mengangkut dari kantor Pasar Minggu ke Semplak Bogor. Jatuh di jalan raya Parung, lewat situ memang jalurnya situ. Dari Jakarta lewat tol keluar Parung," katanya.
Juri mengaku tahu kalau e-KTP itu jatuh dari spion mobil. Dia kemudian langsung berhenti. Bersama warga, dia kemudian mengumpulkan e-KTP yang tercecer itu.
"Saya kumpulkan, saya lihat KTP-nya, soal membaca saya tidak tahu. Saya copot kaus saya untuk kumpulkan dalam kaos, kami buru-buru saja untuk kumpulkan. Saya masukin truk dan berangkat ke gudang," katanya.
Juri mengaku sering mendapat orderan untuk membawa barang-barang ke gudang Kemendagri di Semplak. Saat itu, ia hanya tahu yang dibawa adalah mebel.
Juri mengakui, tidak ada orang yang menjaga barang di belakang. Dia memastikan kalau truk sudah dilapisi dua terpal. Dia kaget kenapa bisa barang-barang yang dibawa itu berceceran.
"Tidak ada yang naik di belakang. Apa KTP itu ada di dalam lemari, saya tidak tahu. Ada barang bangku-bangku bekas, dan karung di atas lemari," katanya.
Dia mengatakan, e-KTP itu keluar dari kardus yang berada di dalam lemari.
Sementara itu, perantara yang mendapat order untuk mengangkut KTP bernama Erdi menyampaikan, dia juga tidak tahu barang-barang apa yang selama ini dibawa ke gudang di Bogor. Tapi selama ini dia hanya tahu barang yang dibawa meja dan kursi.
"Saya sering main dan kenal karyawan Dukcapil dan minta saya mencarikan mobil. Tahun ini hanya dua kali dapat order mengangkut barang ke Bogor. Saya tahu dari media ada masalah, saya juga dipanggil polisi sebagai saksi. Semua sudah selesai," katanya. (ase)