Wisata di Luar Taman Nasional Merapi Mulai Dibuka
- ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
VIVA – Pasca letusan freatik Gunung Merapi yang pertama kali pada tanggal 11 Mei 2018 hingga status Gunung Merapi dinaikkan dari Normal ke Waspada, jalur pendakian ke gunung berapi yang berada di perbatasan DIY-Jateng, ditutup dan berlangsung hingga waktu yang belum ditentukan.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Ammy Nurwati mengatakan, sampai kini masih belum dikeluarkan rekomendasi pembukaan seluruh jalur pendakian maupun objek wisata di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi yang masuk wilayahnya.
"Sampai saat ini masih kami tutup dan belum kami rekomendasikan untuk dibuka kembali," kata Ammy, Selasa, 29 Mei 2018.
Jalur pendakian Gunung Merapi yang ditutup yaitu melalui Selo, Boyolali, maupun dari Sapuangin, Klaten. Sementara untuk kawasan wisata di wilayahnya, mencakup Tlogo Muncar dan Tlogo Nirmolo di Kaliurang-Pakem.
Kemudian Panguk dan Plunyon di Kalikuning-Cangkringan, Deles Kemalang di Klaten, Jurang Jero, Srumbung di Magelang.
"Sampai batas waktu yang akan ditentukan setelah ada peninjauan kembali terhadap perubahan aktivitas Gunung Merapi," katanya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan mengatakan, wisata lereng Merapi luar kawasan TNGM untuk wilayahnya saat ini sudah mulai dibuka untuk wisatawan.
Seperti Bukit Klangon di Glagaharjo, Kaliurang, maupun Lava Tour di Kaliurang. Dari pantauan, tambang manual di Sungai Gendol juga kembali berlangsung.
Status Merapi saat ini juga masih di level II atau waspasa. Radius 3 kilometer dari puncak diimbau untuk dikosongkan dari pencari rumput maupun pendakian.
"Sejak kemarin, baik pengungsi di Glagaharjo maupun Turgo, sudah kembali ke rumahnya. Sebelum pulang, mendapat pencerahan dari BPPTKG dan BPBD," katanya. (ase)